Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan ke Kalimantan, Dedi Mulyadi Terima Masukan soal Gaji Satgas Karhutla

Kompas.com - 07/11/2019, 16:06 WIB
Putra Prima Perdana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meninjau langsung lokasi kebakaran hutan di Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jadibireun Raya, Kabupaten Pulau Pisau, Kalimantan Tengah, Kamis (7/11/2019).

Dedi mengatakan, menurut informasi Kepala Desa Tanjung Taruna, hutan terbakar di desa tersebut mencapai 950 hektar dan yang terluas di Palangkaraya.

"Temuan di lapangan, kebakaran hutan di Kalimantan Tengah, sebagian besar karena diduga disengaja. Baik untuk kepentingan pengolahan lahan oleh petani dan oleh korporasi untuk perluasan perkebunan, terutama tanaman sawit," kata Dedi dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Seragam ASN Harus Diubah karena Itu Warisan Belanda untuk Berburu

Dedi mengatakan, ada usulan dari masyarakat agar kebakaran hutan tidak meluas.

Salah satunya adalah meningkatkan jumlah dan gaji Satgas Pencegahan Kebakaran Hutan.

"Masukan dari kepala desa dan relawan yang ada di Kalimantan Tengah, satgas ini setiap desa perlu 20 orang. Kepala Desa Tanjung Taruna mengusulkan (Satgas Pencegahan Kebakaran Hutan) dapat upah Rp 1,5 juta per bulan dan bantuan operasional. Ini akan mencegah kebakaran," ujar Dedi.

Selain itu, Dedi mengatakan, perlu ada efek jera terhadap korporasi yang kedapatan sengaja melakukan pembakaran lahan.

"Tekait kebakaran hutan oleh perusahaan, harus tegas. Perusahaan yang sudah disegel, tak boleh lagi diberi ruang untuk usaha lagi. Termasuk personalnya, harus cegah bikin usaha baru. Biar ada efek jera," tutur dia.

Sementara, untuk lahan yang dibakar oleh petani, menurut Dedi, harus dikembalikan ke konsep budaya setempat.

"Perlu pemberdayaan petani agar mereka bisa memanfaatkan lahan secara berkelanjutan. Desa yang alami problem kehutanan yang cukup pelik dan berpotensi alami kebakaran hutan, maka alokasi dana harus ditambah yang diperlukan untuk restorasi pengelolaan hutan," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com