Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Awalnya Ditolak, Kini Dipuji Insinyur Jepang (3)

Kompas.com - 13/01/2020, 15:58 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Gadget Arvila Delitriana bergetar. Dibukanya gadget tersebut. Sebuah postingan dan ucapan selamat membanjiri pesan Whatsappnya.

Postingan tersebut berisi tangkap layar dan link instagram orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi. Dalam postingannya, Jokowi memuji dan mengucapkan selamat kepada Dina, panggilan Arvila.

“Sudah melayang di atas flyover, melengkung pula di ketinggian. Begitulah rumitnya pekerjaan jembatan bentang panjang untuk LRT Jabodebek yang melayang di atas flyover Kuningan, Jakarta Selatan ini," kata Jokowi dalam unggahan Instagramnya, Rabu (13/11/2019).

"Untunglah, sang insinyur, Ibu Arvilla Delitriana, lulusan Institut Teknologi Bandung berhasil merancang jembatan menakjubkan itu dan tersambung dengan presisi sejak kemarin," sambung Jokowi.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Urus 3 Adik sejak Kelas V SD (2)

Pujian tersebut tentunya membuat Dina bahagia. Meskipun dalam prosesnya ia mengalami ketegangan luar biasa.

Apalagi saat pertama kali ia bergabung dalam proyek jembatan lengkung (long span) LRT ini, idenya sempat diragukan bahkan ditolak insinyur dari Jepang.

“Saya dikontak untuk membantu proyek yang dikerjakan Adhi Karya. Saat itu, perhitungan desainnya sudah ada dari Systra, konsultan asal Perancis,” ungkapnya.

Desain yang dibuat Systra memanfaatkan pier atau tiang di jembatan. Setelah dihitung, Dina mengusulkan sesuatu yang berbeda. Jembatan lengkung, tanpa pear.

“Mereka (konsultan) asing tidak berpikir, Indonesia itu ribet. Urusan pembebasan lahan, macet. Kalau ditutup bakal macet. Saya usulkan hilangkan pier-nya,” tutur Dina.

Selain itu, longspan perempatan Kuningan sulit dipasang pier. Sebab di bawah jembatan terbilang sempit karena ada dua ruas jalan yang saling berimpitan, yaitu Jalan Gatot Subroto dan tol layang dalam kota. Jika sewaktu-waktu ada gempa kecil, ia khawatir getarannya mengganggu pier.

Mendengar usulan Dina, konsultan asing tidak percaya, karena risiko dan bahayanya tinggi. Belum tentu juga Adhi Karya bisa membuatnya.

“Mereka bilang, di dunia aja ga ada. Masa beraninya bikin di Indonesia,” kata Dina.

Namun Dina percaya dengan hasil hitungannya. Meski diragukan konsultan asing, ia terus jalan. Untungnya ia mendapat dukungan penuh dari komite jembatan di PUPR yang kebanyakan dosennya.

Walaupun untuk mendapatkan dukungan tersebut, ia harus melalui berbagai sidang untuk mempertanggungjawabkan perhitungan jembatan lengkungnya.

Dalam sidang-sidang tersebut, ia mendapatkan banyak pertanyaan sulit. Seolah ia tengah menjalankan sidang tesis. Selain pertanyaan sulit, Dina mendapatkan masukan dan sejumlah pertanyaan yang harus ia cari jawaban dan solusinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com