Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merauke Tolak Investasi

Kompas.com - 15/09/2011, 05:02 WIB

Merauke, kompas - Guna melindungi perkebunan karet rakyat, Pemerintah Kabupaten Merauke, Papua, tidak membuka izin investasi perkebunan karet bagi investor besar. Sebab, selama ini, masyarakat lokal telah terbiasa menggarap karet, dan karet dinilai lebih tepat bagi pola pertanian warga setempat.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Merauke Effendi Kanan di Merauke, Rabu (14/9), menyatakan, dari sisi harga, komoditas karet relatif menguntungkan bagi perkebunan tradisional. Harga karet asap lembaran (ribbed smoked sheet) di Merauke saat ini Rp 21.000 per kilogram. Dengan kebun seluas 2 hektar, bisa diperoleh 20 kg karet asap lembaran per hari. Karet sejak zaman Belanda direkomendasikan untuk Papua. Apalagi, warga setempat sudah terbiasa berkebun karet.

Sebelumnya, Bupati Merauke Romanus Mbaraka menegaskan, meskipun Merauke membuka diri bagi masuknya investasi di bidang pertanian melalui program Merauke Integrated Food Estate and Energy, perkebunan karet tidak akan dibuka bagi investor besar. Menurut Romanus, karet lebih cocok digarap masyarakat adat karena penanaman dan perawatannya lebih mudah dibandingkan tanaman perkebunan lain.

Pemkab Merauke secara bertahap akan terus membuka kebun-kebun karet baru untuk selanjutnya diserahkan kepada masyarakat. Pada 2011, Pemkab Merauke membuka kebun karet baru seluas 175 hektar. Sebelumnya, tahun 2010 telah dibuka kebun 149 hektar. Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Merauke, hingga tahun 2010 luas kebun karet rakyat mencapai 864 hektar.

Ia mengatakan, saat ini produksi karet dari wilayah Papua Selatan seperti Kabupaten Merauke, Boven Digoel, dan Mappi belum mampu memenuhi permintaan pasar yang mencapai 450 ton karet asap per bulan. Permintaan itu baru bisa terpenuhi 185 ton per bulan yang merupakan total produksi tiga kabupaten itu. Produksi karet Merauke baru mencapai 50 ton per bulan. (RWN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com