Namun, Virda mengaku kesulitan jika proyek asrama bisa rampung saat musim haji Juni 2019.
Baca juga: 13 Oktober, Penerbangan Umroh Perdana dari Bandara Kertajati
"Inginnya sih bareng. Itu yang agak repot, karena ternyata Juni sudah berangkat. Kalau Pak Dirjen bilang minimal 200 kamar dulu deh, makanya kita berkonsolidasi dengan PT PP metode apa supaya Juni (bisa terbangun) 200 kamar, aula yang harus selesai," paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa mengatakan, pengembangan kota Bandara Kertajati jadi salah satu proyek investasi yang ditawarkan Pemprov Jabar kepada Asian Development Bank (ADB).
"ADB tadi (tertarik), setelah pemaparan cukup signifikan terkait BIJB. Kalau sudah CEO-nya yang datang berarti serius," ujarnya.
Pemprov Jabar, kata Iwa, akan terus menidaklanjuti niat ADB untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur di Jabar.
"Kita akan terus berkomunikasi, kita juga akan ke Jakarta untuk membahas (pola) kerjasamanya," kata Iwa.
Iwa menuturkan, keterlibatan ADB sebagai pihak swasta sangat penting mengingat terbatasnya anggaran pemerintah yang bertumpu pada APBN dan APBD.
"Berdasar informasi BPS, APBN dan APBD digelontorkan ke Jabar dalam bentuk belanja pemerintah, kesenjangannya itu ternyata hanya 9 persen. Jadi 90 persen mutlak harus dari sektor swasta baik itu dalam negeri dan luar negeri. Atas dasar itulah ADB bisa masuk," jelasnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan