Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gengsi Sekolah Favorit: SMAN 3 dan 5 Bandung, Sekolahnya Para Menak, Pejabat, hingga Artis

Kompas.com - 28/06/2019, 15:24 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Nama SMAN 3 dan SMAN 5 Bandung sudah akrab di telinga masyarakat Bandung. Terutama saat musim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), seperti sekarang.

Sekolah tersebut, terutama SMAN 3 Bandung, selalu menjadi buruan. Saat PPDB menggunakan sistem Nilai Evaluasi Murni (NEM) puluhan tahun lalu, passing grade SMAN 3 Bandung selalu menjadi nomor satu.

Pamor “favorit” pun disematkan. Sampai sekarang, saat jalur penerimaan siswa baru sudah menggunakan sistem zonasi, pamor favorit masih melekat.

Gengsi sekolah favorit ini pula yang menjadi magnet bagi orangtua berlomba menyekolahkan anaknya di sana.

 

Baca juga: Ikut PPDB di SMA Negeri 3 Bandung, Putri Ridwan Kamil Berharap Jadi Arsitek

Termasuk temuan 8 siswa yang menggunakan kartu keluarga di Jalan Bali agar diterima di dua sekolah tersebut.

Salah seorang orangtua siswa, Andreas mengatakan, magnet SMAN 3 di Kota Bandung sangat besar. Sebagai orangtua, ia tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

“Kualitas SMAN 3 itu bagus banget. Banyak yang keterima di ITB,” ujar Andreas kepada Kompas.com di Bandung, Jumat (28/6/2019).

Ada hal lainnya mengapa ia memasukkan anaknya di SMAN 3 Bandung. Yaitu link di depan sana.

“Anak-anak yang belajar di sekolah berkualitas akan bertemu dan berteman dengan calon-calon orang hebat di masa depan,” ungkap merujuk para alumni SMAN 3 yang sukses.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah, Aher dan Istri Antar Anak Kelimanya ke SMAN 3 Bandung

 

Sekolah Menak

SMAN 3 dan 5 Bandung berada di Jalan Belitung No 8 Bandung. Sekolah ini menggunakan bangunan peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh dan terawat.

Dalam buku Album Bandoeng Tempo Doeloe, bangunan tersebut dibangun tahun 1916 oleh arsitek Belanda CP Wolff Schoemaker.

Pada masa Belanda, bangunan tersebut digunakan untuk Hogere Burger School (HBS) atau sekolah tingkat menengah. Orang yang bisa sekolah di sini hanyalah keturunan Belanda, anak bupati, ataupun para menak.

Salah satu lulusannya adalah Djoeanda Kartawidjadja (Ir Djuanda), Perdana Menteri Indonesia yang pernah menjabat beberapa jabatan menteri di era Soekarno.

Di masa penjajahan Jepang, gedung ini berfungsi sebagai markas tentara Jepang.

Baca juga: Jateng Tambah Kuota Jalur Prestasi PPDB, Orangtua Diminta Tidak Cemas

Kemudian pada masa peralihan (1947-1950) kembali difungsikan untuk sekolah VHO (Voortgezet Hoger Onderwijs). Sekolah menengah berbahasa Belanda ini dibagi dua, pagi hari untuk Belanda dan sore untuk pribumi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com