Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stadion GBLA Rusak, Ridwan Kamil Bilang "Kalau Gak Sanggup Serahkan Ke Pemprov"

Kompas.com - 17/07/2019, 14:24 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuka peluang untuk mengelola Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

Hal itu ia katakan menyikapi ramainya perbincangan soal kondisi Stadion GBLA yang mulai rusak dan tak terurus. Tak terawatnya kondisi GBLA sempat viral di dunia maya.

"Jadi kalau terbengkalai pasti kurang anggaran dan anggarannya ada di sana. Kecuali Pemkot mau menyerahkan aset (GBLA) ke provinsi. Kalau gak sanggup kasih saja ke Pemprov dengan senang hati kita urus," ujar Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Kondisi Stadion GBLA Memprihatinkan, Manajer Persib Beri Saran

Emil menuturkan, sewaktu menjabat wali kota Bandung, ia sempat mempersiapkan agar Stadion GBLA dikelola oleh swasta. Dalam hal ini, PT Persib Bandung Bermartabat diutamakan untuk mengelola stadion berkapastias sekitar 38.000 penonton itu.

Namun, rencana itu urung terjadi lantaran ia keburu menjabat sebagai gubernur Jabar. Ia pun mengaku tak mengetahui kelanjutan rencana tersebut.

"GBLA itu asetnya Pemkot. Dulu waktu saya wali kota saya persiapkan untuk diambil alih Persib, tapi keburu jadi gubernur. Proses itu di Dispora (Kota Bandung), saya enggak bisa monitor lagi," tuturnya.

Emil menuturkan, pengelolaan Stadion GBLA memang lebih ideal diurus sebuah klub atau pihak swasta. Sebab beban pemeliharaan stadion cukup besar untuk ditanggung pemerintah.

"Dari dulu saya bilang jangan diurus sama pemerintah. Pemerintah itu bukan operator tapi regulator. Yang paling betul itu GBLA diserahkan dikelola oleh sebuah prosedur yang baik ke Persib atau pihak ketiga salah satu yang ideal adalah Persib. Mereka nanti bisnis to bisnis kan," jelasnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Pastikan TKW Majalengka yang 19 Tahun Ditahan Bebas dari Hukuman Mati

Diberitakan sebelumnya, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), dalam kondisi memprihatinkan. Salah stadion megah di Indonesia itu kondisinya saat ini tak terawat.

Di bagian luar stadion terlihat banyak ilalang yang menjulang tinggi. Beberapa fasilitas stadion seperti wastafel hingga pipa untuk menyalurkan air ke urinoir pun raib entah ke mana.

Potret kondisi memprihatinkan Stadion GBLA pun tersebar luas di media sosial. Tak pelak banyak pihak yang menyayangkan dan miris dengan kondisi stadion berkapasitas 38.000 penonton itu.

Manajer Persib, Umuh Muchtar, turut berkomentar mengenai kondisi Stadion GBLA. Umuh menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) dalam hal pengelolaan Stadion GBLA. Sebab perawatan Stadion GBLA memakan biaya yang besar. 

"Jadi begini, saya ada masukan, bagaimana kalau Pemkot bekerjasama dengan Pemprov untuk pengelolaan GBLA. Karena biaya perawatan stadion ini kan memakan biaya besar setiap bulannya."

"Ini bisa memakan ratusan juta untuk perawatan. Jadi, kerjasama saja, karena bagaimanapun juga ini (GBLA) kan punya orang Jawa Barat, bukan untuk (Masyarakat) Bandung saja," kata Umuh.

Bila memang diminta, Umuh siap untuk menjembatani kerjasama pengelolaan Stadion GBLA oleh Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar. Sebab kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com