Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abah Landoeng Jadi Guru di Zaman Perang Kemerdekaan, Keliling Mengajar Pakai Sepeda Tanpa Digaji

Kompas.com - 14/08/2019, 07:29 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - “Oemar Bakri...Oemar Bakri banyak ciptakan menteri

Oemar Bakri...Bikin otak seperti otak Habibie

Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri...

Penggalan lagu berjudul “Oemar Bakrie” itu diciptakan Iwan Fals sekitar tahun 1981. Lagu ini menceritakan seorang guru yang mengabdikan hidupnya untuk Indonesia sejak zaman penjajahan Jepang.

Oktober 1996 di Bali, Iwan Fals memperkenalkan salah satu sosok yang menginspirasi lagu itu. Dia adalah Abah Landoeng, guru Iwan Fals di SMP 5 Bandung.

Di tahun 2019 ini, Abah Landoeng berusia 94 tahun. Fisiknya masih kuat. Bahkan masih menggowes sepeda Federalnya kemana pun.

Baca juga: Kisah Penyintas KDRT: Mereka yang Terhempas dan Bangkit

 

Termasuk dari rumahnya di Cimahi ke warung kecilnya di Jalan Mangga No 26, Kota Bandung.

Di warung inilah, ia bersama sang istri menjalankan bisnis mi goreng dan nasi goreng legendaris yang disukai Presiden Soekarno.

Meski warung “Ibu Sani Landoeng” ini kecil dan beralaskan tanah, namun pengunjungnya beragam dari mahasiswa hingga wali kota dan jenderal.

Dihiasi aroma sedap mi tektek, Abah Landoeng menceritakan kisah hidupnya sebagai guru kepada Kompas.com.

“Abah ngajar dari zaman Jepang, tahun 1942,” ujarnya, Selasa (14/8/2019).

Ingin berantas buta huruf

Saat itu, lulusan Algemeen Metddelbare School (AMS-setingkat SMA) ini mengajar dengan dengan mengendarai sepeda kumbang mengelilingi Kota Bandung.

Ia keluar dari rumahnya di Jalan Citarum, pagi hari. Bila bertemu tukang panggul atau petani, ia akan bertanya apakah mereka sudah bisa baca.

Jika belum, Landoeng akan menghentikan sepedanya, mengambil papan tulis kecil dan kapur dari sepedanya, kemudian mengajar.

“Abah tidak dibayar. Abah jadi sukarelawan saja. Terus seperti itu hingga zaman kemerdekaan. Karena sampai tahun 1950-1960an, Indonesia masih berperang melawan buta huruf. Hati abah tergerak,” tuturnya.

Baca juga: Mari Kita Bantu Nining, 15 Tahun Jadi Guru Honorer yang Tinggal di Toilet

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com