BANDUNG, KOMPAS.com – Elysia Wiyadhari tercatat sebagai mahasiswa baru termuda di Unpad tahun akademik 2019/2020.
Saat melakukan registrasi administrasi, Selasa (13/8/2019), Elysia baru menginjak usia 15 tahun 9 bulan. Ia bisa mendaftar ke perguruan tinggi dalam usia dini karena mengikuti program percepatan atau akselerasi.
“Aku ikut percepatan di SMP 2 tahun, SMA 2 tahun,” ujar Elysa saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2019).
Lulusan SMP 4 Tangerang Selatan ini mengaku mengikuti akselerasi karena keinginannya. Hal itu didukung oleh lingkungannya, baik keluarga ataupun teman-temannya.
Baca juga: Berusia 15 Tahun, Elysia Jadi Mahasiswa Termuda Unpad
Hal itu pula yang membuatnya enjoy saat belajar. Meski jadwal sekolah dan les padat, lingkungan yang mendukung membuatnya nyaman saat belajar.
“Saya suka belajar cepat begitu, maksudnya kalau masih bisa lari kenapa harus jalan,” ungkap Elysia.
Di Unpad, Elysa memilih program studi Ilmu Keperawatan. Prodi itu ia ambil karena sejak SMA tertarik dengan dunia kesehatan.
Ia pun senang bersosialisasi dan terjun langsung ke lapangan. Karena itu pula, saat kulih nanti ia ingin menjadi relawan di bidang kesehatan.
“Keperawatan itu gabungan antara sosial dan sains. Di keperawatan aku bisa mengembangkan jiwa sosialku. Suatu hari nanti aku ingin ke lokasi bencana dan menjadi relawan di sana,” tuturnya.
Baca juga: Jadi Mahasiswa Termuda, Remaja 16 Tahun Ini Bercita-cita Selamatkan Hutan
Perempuan kelahiran 16 Oktober 2003 ini mantap ingin aktif selama kuliah. Bukan hanya dunia akademik, tetapi juga di kegiatan kemahasiswaan.
Guna mengamalkan ilmunya, Elysia juga ingin menjadi relawan untuk bidang kesehatan dan kemanusiaan.
“Ingin coba aktif di organisasi, di kampus atau di luar kampus. Saya ingin juga ikut kegiatan-kegiatan seperti volunteer di bidang kesehatan atau kemanusiaan,” ujar Elysia.
Anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini mengatakan, diterima di Unpad menjadi hadiah terbesar. Sebab ia sempat gagal masuk perguruan tinggi impiannya pada jalur seleksi lain.
Meski sempat gagal, ia tidak ingin menyerah. Ia akan terus mengejar mimpinya sampai kapanpun.
“Kejar saja apapun mimpinya, tidak apa-apa kalau gagal, saya juga pernah ditolak berkali-kali kok. Kalau gagal, ubah strateginya bukan mimpinya,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.