Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Suara Tertinggi di Antara Caleg Golkar, Dedi Mulyadi Bilang "Sakitu ge Uyuhan"

Kompas.com - 02/09/2019, 23:00 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota DPR terpilih dari Partai Golkar, Dedi Mulyadi mengomentari perolehan suaranya yang tertinggi secara nasional dari partai berlambang pohon beringin itu.

Dedi mengatakan bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada masyarakat yang masih memberikan kepercayaan kepada dirinya di tengah pertarungan politik yang berat.

Menurut Dedi, kampanye pemilihan legislaif pada Pemilu 2019 ini sangat berat karena berbarengan dengan kampanye pemilihan presiden.

"Alhamdulillah dapat hasil seperti ini. Sakitu ge uyuhan (segitu juga lumayan)," kata Dedi mengucapkan kalimat khas dirinya ketika mengomentari setiap keberhasilan yang dicapainya.

Baca juga: Ini 5 Caleg Golkar Peraih Suara Tertinggi, dari Dedi Mulyadi sampai Alex Noerdin

Seperti diketahui, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi adalah caleg DPR Golkar yang meraih suara tertinggi pada Pemilu 2019, yakni 206.621.

Disusul Hasan Basri, mantan gubernur Jambil yang meraih 200.291. Kemudian Teti Rohatingsih, istri bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji yang mendapat 147.905 suara.

Berikutnya ialah Alex Noerdin, mantan gubernur Sumatera Selatan mengantongi 145.622 suara dan terakhir Sarmuji meraih 137.11 di daerah pemilihan Jawa Tiur VI. Sarmuji merupakan anggota DPR RI petahana.

Dedi mengatakan, seorang anggota DPR itu adalah pekerjaan berat.

Dengan duduk di lembaga wakil rakyat itu, Dedi mengatakan harus menjaga amanah rakyat dan memberikan gagasan terbaik bagi indonesia, konstituen di daerah pemilihannya hingga masyarakat Jawa Barat.

Dia mengatakan, duduk di lembaga legislatif memiliki cara kerja berbeda dengan eksekutif. Menurutnya, pekerjaan di legislatif itu tidak terlihat karena memang fungsinya hanya mengontrol dan mengevaluasi kinerja dan kebijakan pemerintah.

Sedangkan pekerjaan di eksekutif akan terlihat wujudnya. Seperti pembangunan infrastruktur jalan, rumah untuk rakyat miskin, dan sebagainya. Ia mengatakan hanya akan mengusulkan.

"Saya saat saya jadi bupati Puwakarta, saya bisa membuat jalan, membangunkan rumah untk warga miskin dan lainnya. Itu wujud pekerjannya terlihat. Jadi mohon maaf jika ke depan cara kerja saya ke depan akan berbeda dengan saat saya menjadi bupati," kata Dedi.

Tetap blusukan

Namun demikian, Dedi mengatakan, kebiasaan pribadinya blusukan dan bertemu orang yang memberi inspirasi atau warga tak mampu akan tetap ia lakukan.

Kebiasaan Dedi Mulyadi adalah kerap menemui orang-orang yang terpinggirkan, baik ke rumah maupun di jalan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Usulkan Jawa Barat Digabung dengan Jakarta

 

Misalnya, menemui pedagang makanan, alat dapur dan lain sebagainya. Dedi kerap memborong dagangan mereka meski tidak dibutuhkan. Atau membantu biaya anak kurang beruntung yang ingin bersekolah.

"Kalau urusan orang miskin, anak sekolah, terpinggirkan, saya akan tetap memberi perhatian seperti biasanya. Kebiasaan dulu sampai sekarang saya akan tetap lakukan, baik memiliki jabatan ataupun tidak. Ya seperti sekarang ini, saya tidak punya jabatan apa-apa di pemerintah, tapi tetapi berusaha membantu orang yang membutuhkan," kata ketua DPD Golkar Jawa Barat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com