Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat N250 Gatotkoco Karya BJ Habibie, Riwayatmu Kini...

Kompas.com - 12/09/2019, 15:35 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Presiden ke-3 RI, BJ Habibie wafat pada Rabu (11/9/2019). Namun warisannya, pesawat N250 Gatot Koco masih tersimpan rapi di salah satu hanggar milik PT Dirgantara Indonesia (DI) yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).

Kompas.com berkesempatan mengunjungi hanggar Delivery Service PT DI yang di dalamnya terdapat pesawat N250.

Pesawat kebanggaan Indonesia ini terlihat masih sangat mulus. Cat warna putih berpadu garis biru tampak mengkilap.

Sementara di sisi kiri sebelum hidung pesawat, gambar tokoh wayang serta tulisan "Gatotkoco" juga masih terawat baik dan tidak mengelupas.

Baca juga: Menghormati BJ Habibie, Bendera di Seluruh Instansi di Sikka Dikibarkan Setengah Tiang

Kaki-kaki pesawat pun tampak bersih. Tidak terlihat sama sekali ada oli atau pelumas yang bocor.

Bannya juga tidak gembos sehingga kuat untuk menopang pesawat N250 hingga terlihat berdiri tegap.

"Ini pesawat N250 yang asli yang pertama kali diterbangkan perdana pada tahun 1995," kata Plt Sekretaris Perusahaan PT DI, Irlan Budiman, saat ditemui di hanggar, Kamis (12/9/2019).

"Saat pertama kali diterbangkan, pesawat ini menunjukkan kepada dunia bahwa lewat IPTN saat itu Indonesia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang," lanjut Irlan.

Di luar boleh kinclong, tapi ternyata, pesawat ini sudah tidak bisa terbang. Irlan mengatakan, pesawat N250 buatan BJ Habibie ini tidak bisa terbang karena sejak tahun 1998 mesinnya dibiarkan begitu saja.

"Tidak bisa terbang sejak 1998 karena memang tidak pernah dinyalain mesinnya. Kalau gambar wayang Gatotkoco masih asli. Bodinya pernah kita cat ulang satu kali," jelasnya.

Selain mesinnya tidak pernah dinyalakan dan dirawat, faktor lain yang tidak memungkinkan untuk menerbangkan N250 adalah terkait izin terbang.

Baca juga: BJ Habibie dalam Kenangan Emil Dardak, Idola yang Tak Pernah Lagi Bisa Ditemui

Irlan menceritakan, sejak Indonesia memasuki masa krisis moneter pada tahun 1998, pemerintah saat itu menandatangani kerja sama dengan badan International Monetery Fund (IMF).

Salah satu syarat dari IMF saat itu adalah Indonesia diminta untuk berhenti mendanai proyek pengembangan pesawat N250.

"Waktu dihentikan memang N250 sudah terbukti bisa terbang. Tapi itu belum cukup, ada sertifikasi lain yang harus dipenuhi sehingga menyisakan beberapa hal, salah satunya uji terbang," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com