Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Bandung Darurat Sampah, Sampah Plastik Ditarget Turun 10 Persen

Kompas.com - 03/12/2019, 20:21 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Produksi sampah Kota Bandung setiap harinya mencapai 1.600 ton. Terdiri dari sampah organik, anorganik, dan residu.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, Kamalia Purbani dalam Gojek Wirausaha (Gowir) di Bandung, Selasa (3/12/2019).

“Sampah residu ini yang sulit diapa-apain, kaya diapers, limbah B3,” ujar Kamalia di Bandung, Selasa (3/12/2019).

Biasanya, sambung Kamalia, sampah residu ini dibuang ke TPA karena sulit diolah.

Sedangkan sampah organik dijadikan kompos dan sampah anorganik dikelola menjadi barang yang lebih bernilai jual.

Baca juga: Bupati Sidoarjo Ancam Tutup Pabrik Tahu di Tropodo yang Tetap Gunakan Sampah Plastik

Namun persoalannya, banyak warga yang membuang sampah organik dan residu atau anorganik dalam satu kantung. Hal itu sangat menyulitkan pemilahan.

Untuk itu, lewat program Kang Pisman, Pemerintah Kota Bandung gencar mensosialisasikan “kurangi, pisahkan, dan manfaatkan” sampah.

Dalam mengurangi sampah, pihaknya mengendalikan pengurangan sampah plastik di ritel dan UMKM.

Hal itu sesuai dengan peraturan Wali Kota (Perwal) Bandung Nomor 37 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda 17/2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

“Pada tahun pertama kami menargetkan pengurangan sampah plastik 10 persen. Untuk 5 tahun, target kami sampah plastik berkurang 30 persen,” ucapnya.

Untuk mencapai target tersebut, pihaknya masih menyusun data based penggunaan plastik dan sampah plastik.

“Kalau ritel gampang kita kendalikan. Yang sulit itu UMKM, sampai sekarang kami masih membuat data based-nya,” imbuhnya.

Baca juga: Pemilik Warung Makan Dibayar Pakai Sampah Plastik Masuk 8 Tokoh Indonesia Berpengaruh

Darurat sampah

Strategic Region Head Gojek Jawa Barat Banten, Becquini Akbar mengatakan, belum lama ini bertemu Wali Kota Bandung, Oded M Danial.

Dalam pertemuan tersebut, Oded menyampaikan Kota Bandung darurat sampah. Ketika dipaparkan, salah satu sampah terbesar adalah plastik.

Menindaklanjuti pertemuan tersebut pihaknya membuat berbagai program seperti menabung sampah di sekolah hingga program pengurangan sampah lewat Gojek Wirausaha.

“Salah satu inovasi dengan memfasilitasi mitra merchant untuk menyediakan pilihan bagi pelanggan untuk tidak memesan alat makan plastik sekali pakai ketika memesan makanan dari merchant,” ungkap VP Corporate Affairs Food Ecosystem Gojek Rosel Lavina.

Sejak diluncurkan secara nasional Agustus lalu, program ini disambut positif. Di Bandung, 99 persen pelanggan GoFood memilih untuk tidak memesan alat makan plastik sekali pakai ketika memesan GoFood.

Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Pembagian Kurban di Semarang Gunakan Besek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com