Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ekspor Benih Lobster, Dedi Mulyadi Sebut Untung Hanya untuk Jangka Pendek

Kompas.com - 16/12/2019, 11:46 WIB
Putra Prima Perdana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi tidak setuju pemerintah, terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengekspor benih lobster ke Vietnam.

Sebab, menjual benih lobster ke luar negeri akan sangat merugikan.

Menurut Dedi, ekspor baby lobster memang akan mendapat keuntungan ekonomi. Namun,  sifatnya jangka pendek.

Ketika anak lobster itu diekspor ke Vietnam, lalu negara itu mendapat peluang untuk budi daya dan rekayasa genetika sehingga menghasilkan bibit unggul lobster. Maka nanti Indonesia malah jadi pengimpor lobster.

"Kalau seperti ini (impor baby lobster),  Indonesia malah akan menjadi pengimpor dari Vietnam. Sebab, ada kemungkinan besar Vietnam melalukan rekayasa genetika lobster sehingga menghasilkan lobster kualitas unggul," kata Dedi saat dihubungi, Minggu (15/12/2019).

Baca juga: Nelayan Sultra Khawatirkan Kebijakan Edhy Buka Ekspor Benih Lobster

Dedi mengatakan, Vietnam saat ini mengalami percepatan pembangunan dalam berbagai bidang,

Mulai dari pendidikan, pertanian, perikanan hingga pengelolaan kayu. Bahkan, kayu furnitur Vietnam menjadi produk terbaik di Asia Tenggara.

"Jadi kalau baby lobster dijual ke Vietnam, kita malah akan memberi peluang kepada mereka untuk mengembangkannya. Misalnya dengan cara kawin silang. Kita nanti akan kalah dengan Vietnam soal lobster," ujar anggota DPR dari Fraksi Golkar ini.

Selain itu, lanjut Dedi, benih lobster yang dijual harganya akan murah. Lalu di Vietnam anak lobster tersebut dikembangkan sehingga komoditas itu akan menjadi mahal. Indonesia tentu saja akan rugi.

Dedi juga mengingatkan bahwa menjual anak lobster tidak bagus untuk keberlanjutan produk perikanan.

Lama-lama anak lobster menjadi berkurang dan hasil tangkapan nelayan pun akan menyusut.

"Jadi mari kita sayangi lobster sebagaimana kita menyayangi anak kita sendiri. Apa pun mengeksploitasi anak itu adalah perbuatan buruk, termasuk lobster," kata mantan bupati Purwakarta itu.

PPATK harus berperan

Dedi mengatakan, terkait alasan ekspor benih lobster untuk menurunkan nilai jual eskpor ilegal sehingga penyelundupan benih lobster berkurang, baginya tidak masuk akal.

Justru, para penyeliundup benih lobster itu harus ditindak tegas. Semua elemen kemaritiman, mulai dari Polairud, KKP, TNI AU, hingga PPATK bisa bergerak untuk menumpas pelaku penyelundupan benih lobster.

"PPATK terutama berperan melacak transaksi penjualan lobster dari rekening. Itu akan terdeteksi pelaku penyelundupan benih lobster," ujar Dedi.

Baca juga: Menengok Kembali Perjalanan Susi Larang Ekspor Benih Lobster

Dedi mengajak semua elemen untuk melindungi semua aset milik bangsa, termasuk aset kelautan. Pemerintah juga diharapkan mengeluarkan kebijakan untuk jangka panjang, bukan hanya fokus keuntungan jangka pendek.

"Kebijakan harus ditelaah, bukan untuk jangka pendek, tapi harus jangka panjang. Jangan tergiur keuntungan sesaat," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com