Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Duga Banjir Bandung Barat Imbas dari Proyek Kereta Cepat

Kompas.com - 02/01/2020, 16:12 WIB
Putra Prima Perdana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com-  Banjir setinggi hampir 2 meter melanda Kampung Lebaksari, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (31/12/2019).

Meski kini banjir sudah surut, sebanyak 86 kepala keluarga yang terdiri dari 237 jiwa masih terlihat sibuk membersihkan rumahnya dari lumpur.

Mereka juga mengeluarkan barang-barang yang rusak terendam air.

Berdasarkan keterangan warga, banjir disebabkan oleh air yang meluap dari sungai Ciburandul.

Luapan tersebut terjadi karena saluran air sungai yang berada di samping underpass Padalarang dibelokan untuk kepentingan akses kendaraan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung.

Kompas.com coba melihat lokasi pusat luapan air tersebut. Saluran air yang biasanya lurus melewati gorong-gorong memang dibelokkan.

Sementara dari arah berlainan, air sungai juga ikut masuk ke titik tersebut.

Baca juga: Tangkal Banjir Bandung, Ini Program yang Disiapkan Ridwan Kamil

Di atas aliran baru, dipasang jembatan besi agar kendaraan berat bisa melewatnya. Sementara gorong-gorong lama sudah tertutup pasir dan tanah sehingga tidak lagi bisa dilewati air.

"Bagaimana tidak mau meluap, saluran air yang seharusnya diperbesar malah dipersempit, dipengkolkan. Kaki seharusnya jadi penerima manfaat, tapi malah jadi penerima musibah," keluh Rusdiwan Umar (57), warga Kampung Lebaksari, RT 01 RW 02, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, saat ditemui di lokasi, Kamis (2/1/2019).

Rusdiwan mengatakan, baru tahun ini banjir hebat melanda rumahnya. Sebelum ada proyek Kereta Api Cepat, banjir paling tinggi hanya sampai mata kaki.

"Baru tahun ini paling besar. Banyak warga yang menjerit. Sampai sekarang kami dua hari dua malam enggak bisa bersih. Ini murni akibat kelalaian manusia," tuturnya.

Baca juga: Dahsyatnya Banjir Bandang di Kabupaten Bandung Barat

Rusdiwan berharap, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) segera bertanggung jawab dan mengganti seluruh kerugian warga yang rumahnya rusak diterjang banjir

"Warga ingin ganti rugi. Ini murni kelalaian manusia. Mereka menutup saluran air tanpa ada izin dari warga. Di rapat desa KCIC pernah menjanjikan akan mengganti jika ada banjir," pungkasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com