Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita Penyakit Kritis di Jabar Melebihi Rata-rata Nasional

Kompas.com - 20/01/2020, 10:55 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Jumlah penderita penyakit kritis di Jawa Barat melebihi rata-rata nasional.

“Seperti penyakit jantung. 1,6 persen masyarakat di Jabar menderita penyakit jantung,” ujar dokter penyakit dalam RS Premier Jatinegara, Laura Anasthasya dalam seminar PRUTotal Critical Protection (PRUTop) di Bandung, Senin (20/1/2020).

Laura mengatakan, jumlah tersebut melebihi rata-rata nasional 1,5 persen. Begitupun dengan hipertendi. Sebanyak 9,67 persen masyarakat Jabar menderita hipertensi, melebihi rata-rata nasional 8,36 persen.

Hal serupa terjadi untuk stroke. Penyakit ini diderita 11,4 persen, melebihi rata-rata nasional 10,9 persen. Bahkan gagal ginjal di Jabar sebesar 0,48 persen, melebihi rata-rata nasional 0,38 persen.

“Itu merupakan data yang diambil dari Riset Dasar 2018. Riset itu menunjukkan berbagai jenis penyakit memiliki prevalensi yang melebihi rata-rata nasional,” tuturnya.

Baca juga: Surili Berkeliaran di Permukiman, Monyet Langka Maskot PON Jabar 2016, Diduga Binatang Peliharaan

Selain karena jumlah penduduk yang besar, penyakit kritis ini dapat menyerang siapapun dan kapanpun. Untuk itu, masyarakat diimbau tidak terpaku menghindari satu penyakit tertentu.

Berbagai permasalahan kesehatan dapat terus bertambah akibat banyak faktor seperti gaya hidup, globalisasi, hingga perubahan iklim.

“Kondisi penyakit semakin banyak karena kurang aktivitas fisik, makanan pengawet, rokok, dan lainnya,” ungkap Laura.

Untuk itu, masyarakat perlu mengantisipasi ancaman penyakit kritis dengan mengubah gaya hidup mereka dan lebih menyadari mahalnya kesehatan.

Baca juga: Wakil Gubernur Jabar: Sunda Empire dan Kesultanan Selaco Sah-sah Saja

Penyakit kritis dapat berimplikasi pada aspek psikologis, sosial, hingga finansial yang dapat meggoyahkan stabilitas ekonomi dan masa depan keluarga.

“Apalagi beberpa jenis penyakit seperti akibat kecelakaan dan bencana tidak ditanggung BPJS,” kata Laura.

Untuk itu, masyarakat diminta mawas diri, menjalankan pola hidup sehat, istirahat cukup, dan rajin medical check up.

“Lakukan medical check up untuk mencegah, bukan medical check up setelah sakit,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com