" Sesar Lembang itu tanah milik semua, kami enggak bisa menolak karena itu tanah pribadi. Imbauan dari BNPB, dari LIPI, dari ITB menginformasikan bahwa di jalur Sesar Lembang harus waspada. Masyarakat diimbau membuat banggunan tahan gempa," tuturnya.
Baca juga: BNPB Akan Pasang Papan Informasi Area Rawan Bencana di Sepanjang Sesar Lembang
Agus pun mengklaim tidak ada penolakan dari warga setempat. Bahkan, menurut dia, warga malah menunggu lokasi wisata tersebut segera rampung.
"Warga justru menunggu bisa bekerja di situ," tandasnya.
Wawan, ketua RW 02 Desa Pagerwangi mengatakan, hingga saat ini belum ada sosialisasi kepada warga terkait rencana pembangunan waterboom.
Berbeda dengan pernyataan Kades Pagerwangi, Wawan justru mengatakan warganya untuk sementara ini menolak kehadiran waterboom di lokasi tersebut.
"Jadi untuk sementara, mulai dari warga maupun pihak RT dan RW menolak rencana pembangunan itu," kata Wawan.
Wawan mengatakan, warganya khawatir akan ada kerusakan alam yang ditimbulkan dari pembangunan wisata tersebut.
Terlebih lagi, waterboom tersebut berada di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan masuk kawasan rawan bencana (KRB) Sesar Lembang yang berpotensi menimbulkan gempa besar.
"Warga pasti kena imbas dari pembangunan ini, terlebih belum ada sosialisasi ke warga maupun aparat pemerintah setempat. Padahal lokasinya di KBU dan zona Sesar Lembang," tandasnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan