BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengakui wilayahnya krisis daging sapi.
Pasalnya, dari 100 persen kebutuhan daging sapi hanya 30 persen yang bisa dicukupi peternakan sapi lokal Jabar.
Sisanya dipenuhi melalui impor regional dan asing.
“Jabar krisis daging sapi,” ujar pria yang akrab disapa Emil di Bandung, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: Ridwan Kamil Kirim 10.600 Masker ke Hong Kong dan China, Dana dari Operasional Pribadi
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jabar, kebutuhan daging sapi mencapai 193.255 ton setara 1.017.138 ekor sapi.
Dari 27 kabupaten/kota terdapat sembilan kabupaten/kota dengan jumlah produksi daging impor lebih tinggi dibanding daging lokal yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Karawang, Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Depok dan Tasikmalaya.
Hal ini memperlihatkan besarnya potensi daging sapi yang bisa digarap oleh BUMD di Jabar.
Terlebih, Jabar masih banyak tanah kosong yang bisa dimanfaatkan.
“Saya paling sedih kalau lihat tanah nganggur,” ungkapnya.
Untuk itu, ia meminta BUMD di Jabar mengawinkan database.
Hal ini agar mengetahui apa yang laku di pasaran atau yang menjadi kebutuhan masyarakat.
"Jangan sampai menanam sesuatu yang tidak dibutuhkan orang," ujarnya.
Untuk membantu proses itu, Emil menugaskan Bank BJB untuk memberikan kemudahan pembiayaan.
“Ketika saya baru (menjabat), banyak yang harus diperbaiki dari BUMD. Hanya satu BUMD yang menghasilan deviden yaitu Bank BJB,” ucapnya.
Baca juga: Harga Bawang Putih Melambung, Ridwan Kamil Kebut Operasi Pasar
Dengan melakukan pembenahan, ada satu BUMD lainnya yang menghasilkan deviden. Dia menantang semua BUMD di Jabar untuk menghasilkan deviden tahun ini.