Setelah mengenal teman disabilitas, Taufik menyadari bahwa banyak temannya yang bernasib serupa.
Pertemanan itu membuat hidupnya semakin bermakna. Taufik lebih bersyukur menerima dirinya apa adanya.
Inilah titik balik kehidupan Taufik menjadi lebih baik, lebih berani untuk mengeksplorasi kemampuan diri yang terpendam.
"Mulai bangkit umur 28 tahun. Sebelum itu, aktivitas di rumah saja karena minder," kata Taufik.
Mencuri ilmu dari Ayah
Selama di rumah, diam-diam Taufik mempelajari ilmu perbengkelan dari Ayahnya yang juga pernah membuka sebuah bengkel. Rasa ingin tahu yang besar membuatnya belajar dengan cepat serba-serbi ilmu perbengkelan.
Bengkel modifikasi kendaraan disabilitas miliknya pun tak dibangun secara tiba-tiba.
Awalnya, Taufik meminta tolong seseorang untuk merakit kendaraan roda dua miliknya menjadi roda tiga, supaya dia nyaman menggunakannya. Akan tetapi, hasilnya di luar ekspektasi.
Dia kecewa lantaran kendaraan roda tiga miliknya tak sesuai dengan keinginannya.
Akhirnya, Taufik yang lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) jurusan elektro ini mencoba merakit sendiri kendaraanya. Berbekal ilmu yang diturunkan dari sang Ayah, Taufik kemudian melakukan percobaan mengotak-atik kendaraanya itu.
"Tiga kali percobaan dengan satu motor. Saat itu motor saya motor Jupiter Z. Bikin tiga bulan, dan hasilnya sesuai," kata Taufik.
Kendaraan roda tiga hasil rakitannya itu banyak dilirik teman disabilitas lainnya. Permintaan jasa modifikasi kendaraan roda tiga pun mulai banyak bermunculan.
Taufik kemudian memberanikan diri untuk membuka jasa bengkel modifikasi roda tiga bagi para disabilitas sejak 2006.
Sedikit demi sedikit, permintaan jasa modifikasi bermunculan dari mulut ke mulut.
"Setelah itu banyak yang tanya, ya dari mulut ke mulut. Padahal awalnya enggak kepikiran," tutur Taufik.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan