Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil: Penduduk Hampir 50 Juta, Jabar Paling Rawan Covid-19

Kompas.com - 11/08/2020, 12:14 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan kondisi Jabar kepada Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Bandung.

“Kami paling rawan karena jumlah penduduk Jabar hampir 50 juta. Karena corona berhubungan dengan populasi, kami memiliki kerawanan paling tinggi,” ujar Ridwan dalam live YouTube, Selasa (11/8/2020).

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, dengan berbagai kebijakan yang dilakukan, saat ini Jabar berada di urutan ke lima.

Persoalannya, saat ini Jabar masih lemah dalam sisi tracing. Saat ini, Jabar menduduki posisi kedua tracing sebesar 175.000, setelah DKI Jakarta.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Dukungan Jokowi soal Tes Covid-19 di Jabar

Meski ada di posisi kedua, namun jumlahnya jompang dibanding Jakarta. Untuk itu, ia meminta dukungan dari pemerintah pusat untuk rasio pengetesan.

Ada dua usulan yang disampaikan untuk pengoptimalan pengetesan. Pertama, memanfaatkan layaran swasta dalam tes, karena lab yang dimilikinya mentok di angka 15.000-20.000.

“Kebijakan itu bisa menaikkan statistik, per satu orang bayar berapa. Mereka (swasta) investasi alat. Dengan itu kapasitas bisa naik,” imbuhnya.

Kedua, Jabar memiliki PCR sebesar koper. Ukurannya yang kecil bisa dengan mudah dibawa ke pelosok sehingga pengetesan bisa dilakukan merata, tidak hanya di perkotaan.

“Inovasi Jabar bisa menjadi sebuah terobosan untuk meningkatkan pengetesan tidak hanya di kota,” ucap dia.

Baca juga: Ridwan Kamil Resmi Mendaftar Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, kondisi di Jabar rata-rata pada posisi warna hijau dan kuning. Meski demikian, ancaman Cobid-19 belum selesai sampai seluruh masyarakat bisa divaksinasi.

“Saya hanya ingin menyampaikan sedikit tentang pentingnya strategi intervensi berbasis lokal. Ini sudah dikerjakan di Jabar, (seperti) PSBB tingkat kampung, desa. Ini akan memudahkan penyelesaian kasus di lapangan,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com