Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Gunung Api Sebabkan Pemanasan Global? Ini Penjelasan Ahli ITB

Kompas.com - 22/01/2021, 13:20 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Vulkanolog dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr Eng Mirzam Abdurrachman menyatakan bahwa letusan gunung api dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Saat meletus gunung tak hanya mengeluarkan abu vulkanik teapi juga terkadang gas.

Ada dua tipe gas yang dikeluarkan gunung api, yakni gas CO2 dan SO2.

“Ketika CO2 keluar maka terjadi efek rumah kaca. Panas yang masuk ke Bumi tertahan tidak bisa keluar lagi sehingga terjadi global warming," ucapnya dalam keterangannya, Jumat (22/1/2021). 

Baca juga: Banjir dan Letusan Gunung Berapi, Ancaman Nyata Indonesia di Tengah Wabah Corona

"Tetapi kalau SO2 yang keluar itu sebaliknya, gas ini seperti payung, jadi panas dari matahari tidak bisa masuk, maka letusan Tambora, letusan Toba dan beberapa gunung api besar yang mengeluarkan SO2, menurunkan temperatur bumi sampai beberapa tahun kemudian,” jelasnya.

Meski begitu, pengaruh faktor pemanasan global di Indonesia, menurut Mirzam, sangatlah kecil. Selain Indonesia berada di kawasan tropis, negara ini juga tak memiliki gunung api yang tertutup es.

Akan tetapi, letusan gunung api di Indonesia bisa mempengaruhi pemanasan global jika terjadi secara bersamaan dan mengeluarkan gas CO2 secara signifikan.

Seperti diketahui di awal tahun ini, sejumlah gunung api di Indonesia mengalami kenaikan vulkanik, seperti Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Sinabung, dan lain-lain.

Baca juga: Banyak Cacing Muncul di Solo, Ahli Sebut Berkaitan dengan Aktivitas Gunung Berapi

Mirzam mengatakan, ada tiga faktor utama mengapa gunung api bisa meletus, yakni karena kondisi di bawah dapur magma, kondisi di dalam dapur magma, dan kondisi di atas dapur magma atau permukaan gunung.

“Jadi pada prinsipnya gunung api meletus itu terjadi karena ada ketidakstabilan di dalam dapur magma. Karena ketidakstabilan tersebut kemudian dikonversikan menjadi letusan,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com