KOMPAS.com - Kabupaten Tasikmalaya menjadi perhatian publik setelah muncul klaster senam. Dari hasil tracing, sebanyak 47 orang dinyatakan positif Covid-19.
Klaster tersebut muncul setelah mereka mengikuti kegiatan wisata di kawasan Gunung Papandayan, Garut. Saat itu ada 40 anggota klub senam yang ikut.
Mereka berangkat menggunakan satu bus, dua mobil pribadi, dan satu sepeda motor.
Baca juga: Berawal dari Wisata Bersama-sama, Klub Senam di Tasikmalaya Jadi Klaster Covid-19
Tasikmalaya tak bisa dipisahkan dari Provinsi Jawa Barat. Kota bersejarah ini dijuluki sebagai Sang Mutiara dari Priangan Timur.
Nama Tasikmalaya ada dalam administrasi Hindia Belanda pada tahun 1820. Kala itu, nama tersebut digunakan Distrik Tasjikmalaija op Tjitjariang dengan wilayah sepanjang 37 pal.
Diperkirakan nama Tasikmalaya pertama kali digunakan sekitar tahun 1816-1820.
Baca juga: Klaster Senam Tasikmalaya, 47 Orang Positif Covid-19 dan Kemungkinan Bertambah
Dikutip dari buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM, di masa lampau di wilayah Tasikmalaya ada sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Galungung.
Kerajan tersebut berdiri pada 13 Bhadrapa 1033 Saka atau 21 Agustus 1111. Penguasa pertama adalah Batari Hyang.
Kala itu ada ajaran yang dikenal dengan Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajaran tersebut menjadi ajaran resmi di masa Prabu Siliwangi yang bertahta di Pakuan.
Kerajaan Galunggung bertahan hingga enam kali pergantian raja yang semuanya masih keturunan Batari Hyang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.