BANDUNG, KOMPAS.com - "Saya tercengang". Itu kalimat pertama Menteri Koperasi dan UKM (KUKM) Teten Masduki saat menginjakkan kakinya di The Hallway, Pasar Kosambi Bandung.
Bukan hanya Teten, warga Bandung yang memiliki kenangan di Pasar Kosambi akan sama tercengangnya dengan Teten.
Seperti Intan (30). Ia masih mengingat bagaimana ia diajak ibunya membeli kebutuhan pokok dan sekolah di Kosambi.
Sama seperti pasar tradisional umumnya. Kusam, bau, bahkan ada kalanya becek.
Itulah mengapa, ia kerap mengenakan pakaian selutut ke pasar.
"Agar mudah dibersihkan," ujar warga Antapani Bandung tersebut, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Merajut Kembali Asa di Pasar Kosambi...
Sebagian lokasi pasar disulap dengan gaya kekinian yang berjiwa muda.
Namanya The Hallway.
The Hallway juga ditata dengan sangat kreatif dan unik dengan desain interior toko yang dibuat kekinian, mulai dari penyusunan tempat, pencahayaan lampu, kursi, dan sebagainya.
Baca juga: Uniknya The Hallway, Creative Space Kekinian di Pasar Kosambi
Inisiator The Hallway, Rilly Robbi Gusadi mengatakan, pasar tradisional yang kerap diidentikkan dengan kotor, bau, dan becek membuatnya didominasi orang-orang tua.
Untuk mengubah cara pandang tersebut, pria yang akrab disapa Robbi ini menginisiasi creative space di dalam Pasar Kosambi dengan konsep hidden place.
Karena konsepnya hidden place, dari bagian luar, pengunjung hanya akan melihat bentuk Pasar Kosambi biasanya.
Baca juga: Kisah Korban Kebakaran Pasar Kosambi, Rugi Miliaran Rupiah hingga Tunggu Pasar Penampungan