Setelah berada di titik terendah dalam hidupnya dan merasa kehilangan arah, Mia kini kembali memiliki tujuan hidup dan berusaha keras meraih kesembuhannya.
Baca juga: Ibu dan Bayi Baru Lahir di Tegal Positif Covid-19, Diduga Tertular Saat Dijenguk di Rumah
Ia menjalani terapi selama 7 bulan hingga kemudian dinyatakan pulih.
Selain Putih, dukungan untuk sembuh juga diterima dari ibunya yang sama-sama mengalami kehilangan tapi tetap kuat dan tabah berada di sampingnya.
Kini, Mia merasa hidupnya sudah kembali menyenangkan.
"Sekarang jauh lebih menyenangkan. Bangun pagi sudah tidak ada pikiran bagaimana-bagaimana. Kalau tidur masih kesulitan, kadang masih terbawa mimpi kejadian yang dulu, cuma keinginan bunuh diri sudah tidak ada.
"[Rasanya], besok saya masih perlu hidup lagi karena saya mau lihat Putih tertawa, saya mau lihat Putih memanggil bapaknya, saya mau ceritakan tentang bapaknya, saya mau kerja, jadi saya sudah punya banyak rencana lagi," ucap Mia.
Baca juga: Shalat Melahirkan Cinta
Sebagai penyintas perinatal mental health disorder, Mia ingin pengalamannya menjadi pelajaran bagi perempuan-perempuan yang mengalami gangguan mental, terutama di masa kehamilan. Pesannya, agar segera memeriksakan diri ke profesional.
"Menurut saya, ketika kita sudah mulai berpikir buruk atau menyalahkan Tuhan, mungkin sebaiknya kita [berobat] ke profesional," ujarnya.
Namun Mia menyadari, stigma masih menjadi hambatan bagi seseorang berobat ke psikolog atau psikiater.
"Saya lihat ternyata orang-orang di dekat saya pun banyak yang mengalami hal yang sama tapi diam, tidak mau konsultasi karena takut dianggap gila, dianggap gak punya agama, takut dianggap lemah," ungkapnya.
Menurut Mia, dukungan dari keluarga terdekat sangat penting di masa-masa kehamilan. Apalagi pada ibu yang memiliki riwayat depresi sebelumnya. Keluarga juga harus menyadari kondisi kejiwaan ibu hamil.
"Butuh dukungan sekitar dan sekitarnya harus cukup aware ketika si ibu merasa lemah atau punya keluhan lain. Tolong segera ditanya, diajak melakukan hal-hal yang bikin bahagia, sedikit lupakan kalau dia punya anak, sedikit lupakan kalau dia hamil. Harus ada support system ini," pungkas Mia mengakhiri percakapan.
Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit terdekat, atau Halo Kemenkes dengan nomor telepon 1500567.
Anda juga dapat mencari informasi mengenai depresi dan kesehatan jiwa pada lamanintothelightid.orgdan Yayasan Pulih pada laman yayasanpulih.org.
Wartawan di Bandung, Yulia Saputra, berkontribusi untuk artikel ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.