"[Ibu bilang], kamu bukan sakit jiwa atau 'gila' pergi ke psikiater, kamu punya guncangan emosional atau psikis tapi bisa disembuhkan, harus diobati, pokoknya harus ditangani sesegera mungkin. Karena ibu saya selalu menyemangati, maka saya mau konseling," ujar Richa.
Setelah menjalani terapi selama satu tahun, Richa merasa kondisinya lebih baik.
Meski demikian, perempuan 32 tahun ini tetap membatasi pergaulannya demi menjaga kestabilan mental. Richa menilai, komentar-komentar orang sekitar terkadang menimbulkan tekanan mental tersendiri.
Dari pengalamannya, Richa mengungkapkan, ibu dengan kondisi depresi pascapersalinan sangat membutuhkan dukungan dari suami, keluarga, dan orang sekitarnya. Keluarga terdekat juga harus menyadari bila si ibu menunjukkan tanda-tanda depresi.
Baca juga: Mengenal Baby Blues, Sindrom yang Diduga Picu Ibu Bunuh Bayi Sendiri
Dukungan bisa diberikan pula dengan menghilangkan stigma.
"Kadang orang yang dalam keadaan depresi, itu stigma orang kurang bersyukur, kurang mendekatkan diri pada Tuhan. Saya pikir itu sudah beda jalur. Mendekatkan diri pada Tuhan itu sangat pribadi."
"Tidak depresi pun kita wajib mendekatkan diri sama Tuhan. Jangan memberikan stigma, jangan menghakimi kalau tidak tahu penyebabnya apa, tapi rangkul," kata Richa.
Kepada ibu-ibu yang mengalami kondisi serupa, Richa berpesan agar berani bicara dan tidak malu mengakui gangguan jiwa yang dialami supaya bisa diobati lebih cepat.
"Karena ini bukan aib. Postpartum depression itu bisa diobati, bukan aib, bukan hal yang memalukan. Justru semakin cepat ditolong, ditangani, akan lebih cepat sembuh," pesan Richa.
Baca juga: Cerita Lengkap Ayah Ancam Bunuh Anak di Medan, Bermula dari Tidak Ada Air...
Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit terdekat, atau Halo Kemenkes dengan nomor telepon 1500567.
Anda juga dapat mencari informasi mengenai depresi dan kesehatan jiwa pada lamanintothelightid.orgdan Yayasan Pulih pada laman yayasanpulih.org.
Wartawan di Bandung, Yulia Saputra, berkontribusi untuk artikel ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.