Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi Pasca-melahirkan, Mengenal Gangguan Kesehatan Mental Perinatal (3)

Kompas.com - 16/04/2021, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Lalu, secara emosional, apakah stabil atau sering menangis dan lebih sering marah-marah dibandingkan sebelumnya.

Dan yang ketiga adalah, bagaimana sistem pendukung keluarga, apakah keluarganya terlalu banyak menuntut.

"Itu akan jadi faktor penentu. Ketika kita memperhatikan itu semua, kita bisa melihat fungsi ibu itu normal atau tidak karena kadang secara emosional dia stabil, tapi dia tidak bisa berfungsi dengan baik sebagai ibu."

""Jadi kasarnya dia bisa acuh, menelantarkan anaknya, dia bisa menangis tanpa sebab walaupun dia sedang tidak ngapa-ngapain, itu artinya sudah ada gangguan," kata Elvine.

Baca juga: Dukun di Boyolali Bunuh Bayi Hasil Hubungan Gelap dengan Adik Ipar

Ketika si ibu hamil tidak sadar atas kondisi dirinya, suami atau anggota keluarga lain bisa membantu mendeteksi dengan melihat perubahan emosi si ibu.

"Kadang ketika kita cerita ke pasangan kita, saya kayaknya nggak baik-baik aja, kayaknya saya nggak akan jadi ibu yang baik, orang lebih cenderung berkata kita berlebihan," ujar Elvine.

Perubahan lain, jika si ibu sudah tidak berfungsi dengan baik, misalnya tidak lagi merawat diri atau hubungannya memburuk dengan orang lain karena emosi yang tidak stabil.

"Itu artinya sudah perlu mencari pertolongan," kata Elvine.

Baca juga: Ayah Bunuh Bayi 40 Hari karena Ditolak Istri Saat Minta Berhubungan Badan, Begini Kronologinya

Mitos seputar perinatal mental health disorder

Ilustrasi ibu dan bayi.Dok. Genbest Ilustrasi ibu dan bayi.
Selain stigma, banyak mitos di seputar isu gangguan kesehatan mental perinatal yang menghambat penanganan dan penyembuhan ibu dengan masalah kejiwaan tersebut.

Mitos tersebut antara lain; penyakit ini bisa sembuh sendiri. Menurut Elvine, baby blues mungkin bisa sembuh sendiri dalam waktu kurang dari dua minggu.

"Tapi kalau lebih dari dua minggu, ibu harus minta tolong karena artinya, dia sudah masuk ke fase depresi. Kalau sudah masuk fase depresi, biasanya akan terjadi perburukan, bukan sembuh sendiri," jelas Elvine.

Baca juga: Suami Kerja di Bali, Ibu Bunuh Bayi yang Baru Dilahirkan, Mayatnya Disimpan di Lemari

Mitos berikutnya, suami hanya perlu mencukupi secara ekonomi, tapi tidak membantu tugas-tugas wanita karena dianggap bukan tanggung jawab laki-laki atau suami.

Padahal peran suami dalam membantu mengurus anak di fase-fase awal kehidupannya itu akan sangat meringankan tugas ibu.

"Mitos selanjutnya adalah nasihat-nasihat. Karena kadang yang disampaikan itu nasihat masa lalu. Sehingga ketika ibu sudah belajar apa yang baik apa yang tidak, dikonfrontasi atau ditentang dengan nasihat masa lalu akhirnya menjadi konflik.

Baca juga: Cerita Lengkap Ayah Ancam Bunuh Anak di Medan, Bermula dari Tidak Ada Air...

"Nah ini yang perlu disampaikan. Hargai ibu-ibu muda dan ayah-ayah muda sehingga mereka bisa menumbuhkembangkan anak dengan kondisi yang sehat bukan dengan kondisi yang penuh dengan konflik," tutur Elvine.

Jika Anda, sahabat, atau kerabat memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit terdekat, atau Halo Kemenkes dengan nomor telepon 1500567.

Anda juga dapat mencari informasi mengenai depresi dan kesehatan jiwa pada lamanintothelightid.orgdan Yayasan Pulih pada laman yayasanpulih.org.

Wartawan di Bandung, Yulia Saputra, berkontribusi untuk artikel ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com