Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Uap Semburan Lumpur di Cirebon, Emas Warga Menghitam, Barang Elektronik Rusak

Kompas.com - 02/06/2021, 18:49 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Kepala Desa Cipanas, Maman Sudirman menyampaikan, uap yang keluar dari semburan lumpur di desa tersebut berdampak terhadap warga sekitar.

Sebagian alat elektronik mereka banyak yang rusak. Begitu juga apabila uap tersebut mengenai perhiasan, maka akan cepat rusak.

Baca juga: Semburan Lumpur di Cirebon Diduga Beracun dan Berbahaya, Banyak Hewan Mati, Emas Menghitam

“Dampak ke warga belum, karena mungkin sudah kebal. Cuma ke elektronik, cepat rusak. Dan perhiasan pun kalau emasnya biasa, cepat menghitam,” kata Maman saat ditemui di lokasi, Rabu (2/6/2021).

Kepala Dusun Desa Cipanas Yayan Ahmad Sidik menyampaikan, semburan lumpur sudah terjadi sejak ia masih kecil.

Masyarakat dilarang mendekat karena bau yang menyengat dapat membuat pusing dan mual.

“Penanganan belum ada, paling imbauan dari pemerintah. Jangan sampai main api, belum ada penelitian lebih lanjut,” kata Yayan.

Baca juga: Muncul Semburan Lumpur Berbau Belerang di Cirebon, Begini Penjelasan BPBD

Tim Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menyebut semburan lumpur yang terjadi di Desa Cipanas, Cirebon, berbahaya.

Beberapa indikatornya adalah bau belerang yang menyengat, serta banyak hewan sekitar yang mati.

 

“Melihat di lingkungan banyak hewan yang mati. Secara otomatis ini pasti berbahaya,” kata Arip Budiman, PLT Kasi Pertambangan dan Air Tanah ESDM Wilayah 7 Cirebon Provinsi Jawa Barat, di lokasi.

Bau minyak

Awalnya, tim ESDM mendapat informasi bahwa bau yang terdapat di lokasi adalah belerang.

Namun, setelah tim ke lokasi, Arip menyampaikan bau yang berasal dari semburan lumpur juga semacam minyak tanah. Bau ini juga sangat membahayakan.

“Dugaan awal belerang, kalau dicium sekarang lebih minyak tanah. Diprediksi ini mengandung racun karena dirasa sangat menyengat dan membuat dada sesak,” jelas Arip.

 

ESDM menghimbau agar pemerintah desa melarang warga ke lokasi karena membahayakan.

(Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com