Agar ke depan tidak lagi banyak makam yang dibongkar, Bambang berharap kepada pihak rumah sakit agar lebih cermat mengidentifikasi jenazah yang terindikasi Covid-19.
Jika memang terindikasi dan mengarah pada terkonfirmasi positif, maka Bambang meminta agar rumah sakit berkoordinasi sejak dini melalui UPT TPU Cikadut.
"Kenapa RS kurang teliti mendatangkan jenazah ke Cikadut, padahal dia jelas bukan Covid-19. Mungkin memang hasil swab-nya baru empat hari kemudian. Pada akhirnya yang diabetes, jantung dan atau penyebab lainnya dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Cikadut," tandasnya.
Bukan kali ini saja banyak makam Covid-19 di TPU Cikadut dibongkar. Tahun lalu saja, sekitar bulan Juli 2020, ketika jumlah pasien Covid-19 yang dimakamkan masih berjumlah 70, 10 di antaranya dibongkar kembali lantaran dinyatakan negatif Covid-19 setelah dimakamkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.