BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memaparkan strateginya untuk menekan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit di tengah terjadinya lonjakan pasien Covid-19 di Jawa Barat.
Adapun berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) pukul 16.02 WIB, tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar mencapai 89.58 persen.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar untuk itu terus memperkuat manajemen penanganan pasien Covid-19 agar lebih banyak pasien yang bisa dirawat dengan baik.
Baca juga: Ridwan Kamil Minta Pemda Siapkan Hotel untuk Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Salah satunya, dengan memperbanyak ruang isolasi non-rumah sakit.
Emil sapaannya, meminta pemerintah daerah (Pemda) di Jawa Barat (Jabar) menyiapkan hotel untuk tempat isolasi pasien Covid-19 yang telah dirawat di rumah sakit.
"Sekarang kita ubah manajemennya. Kita minta Kabupaten Purwakarta, ada Ibu Bupati di sini, untuk segera mencari walaupun sudah ada menambahi hotel-hotel. Sehingga nanti Bapak Direktur RSUD bisa menggeser mereka yang mau sembuh ke tempat transisi menuju sembuh," ucapnya saat meninjau RSUD Bayu Asih, Kabupaten Purwakarta, dalam siaran pers, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Ridwan Kamil Keberatan Jika Jabar Berlakukan PSBB Lagi
Ia menuturkan, hadirnya tempat isolasi non-rumah sakit, pasien bergejala berat atau kritis bisa mendapat penanganan dan perawatan langsung di rumah sakit rujukan.
"Kita akan mendorong daerah (Pemda) untuk segera menggunakan hotel. Nanti biaya bisa disubsidi dari pemerintah provinsi. Hotel ini saya harapkan untuk menjadi tempat isolasi pasien di rumah sakit yang mau (akan) sembuh," ucapnya.
Selain menyiapkan hotel, Emil meminta desa dan kelurahan di Jabar untuk menyediakan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala sampai bergejala sedang.
Penguatan ruang isolasi, sambung Emil, harus disertai dengan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan (Prokes).
Karena itu, ia meminta kepala desa di Jabar untuk gencar mengedukasi dan mensosialisasikan prokes kepada masyarakat.
"Edukasi dari kepala desa, dari pimpinan wilayah, terus dilakukan supaya di hulunya ruang isolasi desa digunakan. Yang berat dan sangat berat baru ke rumah sakit. Setelah menjelang sembuh, digeser dulu ke hotel atau sebuah tempat sehingga keterisian rumah sakit bisa kita kurangi," katanya.
(Penulis Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor I Kadek Wira Aditya)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.