Stok peti mati jenazah Covid-19, menurut Ajat, telah habis dan harus membuat secara mendadak oleh timnya sejak pertengahan Juni lalu.
Lantas, keterbatasan para petugas tersebut juga membuat jenazah harus antre untuk dimakamkan.
"Selain pemulasaraan jenazah, kita juga harus membuat peti mati terlebih dahulu karena stoknya habis," ujar dia.
Di tengah tengah jumlah kematian pasien akibat Covid-19 yang tinggi hingga kini, pihaknya pun sudah bekerja selama 24 jam penuh dengan secara bergantian berjaga dan memulasarakan jenazah
"Hari ini saja sudah ada lagi pasien yang meninggal akibat Covid-19," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan telah mengetahui adanya keterbatasan jumlah personel pemulasaraan jenazah dan petugas pemakaman.
"Jadi tolong juga bantu kami, para petugas kamar mayat dan pemakaman, supaya masyarakat mengerti tugas mereka selama ini sangat berat. Sampai kelelahan karena tingginya kasus kematian Covid-19," ungkapnya.
Ia juga berharap kepada semua keluarga korban meninggal akibat Covid-19 supaya memakamkannya di tempat terpusat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Aisyah Rasida di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
"Saya mohon supaya terpusat saja pemakamannya di TPU Aisyah Rasida, karena akan lebih mudah," singkatnya.
(Penulis Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor I Kadek Wira Aditya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.