Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Herry Wirawan Perkosa 13 Santriwati, Korban Diimingi Kuliah Gratis hingga Jadi Polwan

Kompas.com - 21/12/2021, 13:06 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kuasa Hukum Korban Herry Wirawan, Yudi Kurnia menyebut bahwa korban diiming-imingi jadi Polisi Wanita (polwan) hingga dibiayai kuliahnya oleh terdakwa, untuk melancarkan aksi cabul Herry kepada belasan korban santriwatinya.

"Korban ini diimingi mau jadi polwan, kuliah dibiayai sama pelaku. Terus mau kerja di mana nanti bapak yang urus gampang," kata Yudi di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Kota Bandung, Selasa (21/12/2021).

Yudi mengaku saat ini mendampingi 11 korban pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan selaku guru pendidik yayasan boarding school tempat para korban menimba ilmu.

Total saksi dalam sidang ini sebanyak 21 orang yang terdiri dari saksi dan korban.

Namun, pihaknya belum mengetahui perkembangan lebih lanjut dari sidang tersebut, pasalnya Yudi tak mengikuti setiap sidang. Apabila ada sidang yang bentrok, ia diwakili oleh jaksa.

Baca juga: Kuasa Hukum Korban Pemerkosaan Herry Wirawan Tak Bisa Masuk Ruang Sidang

"Korban sendiri hasil koordinasi dengan berita acara pemeriksaan 12 (korban). Gak tahu pengungkapkan selama persidangan saya belum tahu," ujarnya.

Namun menurutnya, eksploitasi terhadap korban dinilai luput dari penyidikan.

Yudi menyebut bahwa korban ini dipekerjakan sebagai tata usaha seperti membuat sesuatu yang tidak seharusnya mereka kerjakan seperti membuat proposal dengan tata usaha.

"Dikerjakan buat proposal itu, buat untuk keuntungan mencari dana, sementara anak anak ini keseharian kerja kerja begitu. Ini bagian eksploitasi perkara dibayar atau tidak itu bukan jadi ukuran," ucapnya.

"Karena saya mendapat informasi dari penyidik bukti pembayaran tidak ada. Eksploitasi tidak harus dibayar tapi dipekerjakan," tambahnya.

Seperti diketahui, Herry memperkosa 13 santriwati di beberapa tempat, yakni di Yayasan pesantren, hotel, hingga apartemen.

Fakta persidangan menyebutkan bahwa terdakwa memperkosa korban di gedung Yayasan KS, pesantren TM, pesantren MH, basecamp, Apartemen TS Bandung, Hotel A, Hotel PP, Hotel BB, Hotel N, dan Hotel R.

Peristiwa itu berlangsung selama lima tahun, sejak tahun 2016 sampai 2021. Pelaku adalah guru bidang keagamaan sekaligus pimpinan yayasan itu.

Para korban diketahui ada yang telah melahirkan dan ada yang tengah mengandung.

Baca juga: Sidang Herry Wirawan Digelar Besok, Kajati Jabar Turun Tangan Jadi JPU

Terdakwa HW didakwa primair melanggar Pasal 81 ayat (1), ayat (3) jo Pasal 76.D UU R.I Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Sedangkan dakwaan subsidair, Pasal 81 ayat (2), ayat (3) jo Pasal 76.D UU R.I Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

"Ancaman pidananya 15 tahun penjara. Tapi perlu digarisbawahi, di sini ada pemberatan (hukuman) karena dia (terdakwa HW) sebagai tenaga pendidik (guru atau ustaz). Ancaman hukumannya jadi 20 tahun," ujar Plt Aspidum Riyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com