Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Nama Rumah Adat di Jawa Barat, Keunikan, dan Ciri Khas

Kompas.com - 24/12/2021, 10:56 WIB
Puspasari Setyaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Variasi rumah adat sebagai wujud keragaman budaya nusantara juga dapat kita amati di Provinsi Jawa Barat.

Wilayah yang berada di bagian barat Pulau Jawa ini dihuni oleh mayoritas Suku Sunda.

Baca juga: Keunikan Rumah Adat Using, Banyuwangi

Kebudayaan Sunda tidak hanya berpengaruh pada cara hidup sehari-hari namun juga adanya ragam rumah adat Jawa Barat.

Baca juga: Daftar Rumah Adat di Indonesia

Dasum Muannas dalam buku berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat, menjelaskan bahwa bentuk rumah rumah adat Jawa Barat memiliki nama yang berbeda-beda tergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Berikut beberapa nama rumah adat dari Jawa Barat yang bisa dipelajari.

Baca juga: Tongkonan, Rumah Adat Toraja

1. Badak Heuay

Bentuk rumah adat Badak Heuay kerap ditemukan di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang menjadi ciri khas Suku Sunda di Jawa Barat.

Badak Heuay merupakan nama rumah adat yang memiliki arsitektur yang khas pada bagian atapnya yang apabila dilihat dari samping menyerupai mulut badak yang menganga.

Arti dari nama Badak Heuay adalah rumah badak menguap yang diambil dari bentuk atapnya yang disebut ‘Hateup Badak Heuay’.

Atap Badak Heuay tidak menggunakan sambungan atap depan dan belakang (wuwung).

Sementara dilansir dari Adat Indonesia, bagian kelebihan atap yang lebih panjang di puncak rumah dinamakan dengan rambu.

Bagian depan Badak Heuay dilengkapi dengan golodog yaitu tangga rumah yang terbuat dari kayu, sementara dindingnya terbuat dari anyaman bambu sederhana yang disebut bilik.

Interior rumah adat Badak Heuay tidak dilengkapi kursi dan hanya menggunakan tikar sebagai lambang kesederhanaan masyarakat dan keharmonisan dengan alam.

2. Julang Ngapak atau Julang Ngampak

Julang Ngapak atau juga disebut Julang Ngampak adalah nama rumah adat Jawa Barat. Nama ini diambil dari bentuk atap yang terlihat seperti burung julang yang sedang mengepakkan sayapnya.

Rumah adat Julang Ngapak bisa ditemukan di daerah Garut dan Kuningan, Jawa Barat.

Selain menggunakan bentuk rumah panggung, ciri khas rumah adat Julang Ngapak ini adalah bagian bubungan atapnya yang dilengkapi cagak gunting atau capit hurang yang membuat air hujan tidak merembes ke dalam rumah.

3. Parahu Kumureb atau Jubleg Nangkub

Parahu Kumureb adalah nama rumah adat Jawa Barat yang diambil dari bentuk atap yang menyerupai perahu terbalik.

Bentuk rumah adat Parahu Kumureb juga disebut menyerupai lesung terbalik sehingga disebut juga dengan istilah Jubleg Nangkub.

Rumah adat dengan bentuk atap yang khas ini bisa ditemukan di daerah Sumedang, Jawa Barat.

Jika diamati perbedaan rumah panggung Parahu Kumureb atau Jubleg Nangkub akan memiliki lima buah bidang atap.

Atapnya ada yang berbentuk trapesium siku-siku, dan ada juga yang berbentuk segitiga sama kaki. Sementara, sisi lainnya tidak memiliki bidang atap. Sisi berbentuk segitiga inilah yang biasanya dijadikan sebagai bagian depan rumah.

4. Jolopong

Rumah adat Jolopong juga diambil dari bentuk atapnya yang dalam istilah Sunda berarti tergolek lurus.

Bentuk khas dari rumah adat Jolopong kerap ditemui di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Bentuk atap Jolopong memiliki dua bidang yang dipisahkan dengan jalur suhunan pada bagian tengah bagunan.

Para peneliti berpendapat jika bentuk atap Jolopong ini merupakan awal mula berkembangnya bentuk atap lain pada rumah adat dari Jawa Barat.

Hal ini karena bentuk atapnya kerap ditemukan pada saung-saung yang diperkirakan menjadi bentuk yang sudah tua yang umumnya dibangun di sawah sebagai tempat petani melepas lelah.

5. Buka Palayu

Rumah adat Buka Palayu adalah nama rumah adat Jawa Barat yang ada di wilayah Kabupaten Sumedang.

Bentuk khas atap rumah adat Buka Palayu berkaitan dengan letak pintu depan rumah yang menghadap ke salah satu sisi dari bidang atapnya.

Maka jika dilihat dari arah depan rumah akan terlihat jelas garis suhunan yang melintang
dari kiri ke kanan atapnya.

Rumah adat dari Jawa Barat ini dibuat dengan tujuan menghadapkan bangunan dan atap rumahnya ke arah jalan.

Adapun karena bentuk atapnya, rumah ini juga dikenal dengan nama Rumah Jure karena karena menggunakan jure-jure atau batang kayu untuk menghubungkan garis suhunan di sudut-sudut rumah.

6. Tagog Anjing

Sebutan Tagog Anjing diberikan kepada rumah adat Jawa Barat dengan bentuk atap menyerupai anjing yang sedang duduk.

Bentuk khas dari rumah adat Tagog Anjing kerap ditemui di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Bentuk atapnya terdiri dari dua bidang, dengan bidang belakang lebih lebar daripada bidang bagian depan.

Bidang bagian depan berfungsi menahan sinar matahari serta air hujan agar tidak mengenai ruangan bagian depan atau teras.

Hal ini juga membuat tiang rumah adat Tagog Anjing di bagian depan lebih tinggi daripada bagian belakangnya.

Sumber:

http://repositori.kemdikbud.go.id/8239/1/ARSITEKTUR%20TRADISIONAL%20DAERAH%20JAWA%20BARAT.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/28/174500869/mengenal-rumah-tradisional-suku-sunda?page=all

https://www.kompas.com/skola/read/2021/05/04/190944769/imah-badak-heuay-rumah-adat-jawa-barat

https://kids.grid.id/read/472884777/mengenal-rumah-adat-julang-ngapak-dari-jawa-barat?page=all

https://kids.grid.id/read/472923698/filosofi-dan-fungsi-rumah-adat-jolopong-dari-jawa-barat?page=all

https://kids.grid.id/read/472884509/mengenal-keunikan-rumah-adat-tagog-anjing-dari-jawa-barat?page=all

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com