KOMPAS.com - Mengenal kesenian tradisional dari Cirebon tak lengkap jika tidak mempelajari Tari Topeng.
Sebagai tarian tradisional, Tari Topeng dikenal penuh dengan simbol yang memiliki pesan tentang nilai kepemimpinan, cinta dan kebijaksanaan.
Baca juga: Tari Pendet: Asal, Sejarah, dan Gerakan
Melansir laman Kemenparekraf, pencipta tarian adat ini tidak diketahui, sementara hingga saat ini tarian ini juga memiliki banyak versi.
Baca juga: Tari Kecak: Asal Usul, Sejarah, Pencipta, dan Makna
Yang diketahui adalah Tari Topeng dulunya adalah kesenian yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan keraton.
Baca juga: Tari Jaipong: Asal, Sejarah, dan Gerakan
Namun kemunduran keraton yang tidak memiliki dana untuk memlihara kesenian.
Akhirnya para penari dan penabuh gamelan mengadakan pertunjukkan yang membuat Tari Topeng menjadi kesenian rakyat.
Pada masa penyebaran agama Islam, Sunan Gunung Jati dan sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian Tari Topeng dalam cara dakwahnya.
Tari Topeng menggunakan properti utama berupa topeng dengan gamelan sebagai iringannya.
Melansir dari situs Pemerintah Daerah Kota Cirebon, jumlah topeng digunakan disebut sebagai Panca Wanda karena umumnya topeng yang digunakan berjumlah 5 topeng.
Sebagai tambahan, penari topeng biasanya mengenakan kostum dan aksesoris lain khas Kesultanan Cirebon.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.