Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkuban Perahu: Asal-usul, Bentuk, dan Legenda Sangkuriang

Kompas.com - 13/01/2022, 14:14 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Gunung Tangkuban Perahu atau yang sering disebut Tangkuban Perahu merupakan obyek wisata alam yang terletak di Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Obyek wisata yang memiliki ketinggian 2084 mdpl berada 30 km di sebelah utara Kota Bandung.

Gunung Tangkuban Perahu tergolong sebagai gunung berapi yang masih aktif. Tercatat, gunung kembali aktif sekitar 2015. Banyaknya letusan yang terjadi dalam 1,5 abad terakhir menyebabkan banyaknya kawah di gunung tersebut.

Beberapa kawah mengeluarkan asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni karena bau asapnya mengandung racun.

Baca juga: Harga dan Fasilitas Jungle Milk Lembang, Tempat Camping Bersama Kuda

Kawah Ratu merupakan kawah terbesar diikuti dengan kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan Kawah Ratu. Selain kedua kawah itu, ada kawah lain, seperti Kawah Domas.

1. Kawah Ratu

Kawah Ratu terlihat dengan pembatas pagar kayu untuk mencegah pengunjung terjatuh. Kawah Ratu masih mengeluarkan asap.

Di area kawah ini, pegunjung dilarang turun ke kawah, mengingat gas racun di kawah itu sangat berbahaya.

Tanah disekitar kawah ratu umumnya berwarna putih dengan beberapa batu belerang berwarna kuning. Batu-batuan dan suasana kering dan gersang terasa di kawah ini.

2. Kawah Upas

Kawah Upas terletak di sebelah Kawah Ratu. Tetapi untuk melihat kawah ini, pengunjung harus melewati medan yang berbahaya. Maka sangat jarang, pengunjung yang datang ke kawah ini.

Bentuk Kawah Upas berbeda dengan Kawah Ratu, Kawah Upas lebih dangkal dan mendatar.

3. Kawah Domas

Kawah Domas terletak lebih bawah daripada Kawah Ratu dan jaraknya tidak terlalu jauh dari Kawah Ratu. Namun, pengunjung yang datang ke area ini tergolong sedikit. Diperkirakan hal ini karena, papan namanya terlalu kecil sehingga tidak terlihat.

Baca juga: Tutup Selama PPKM, Ini Cara Lembang Park and Zoo Bertahan di Tengah Pandemi

Kawah Domas tidak sepopuler Kawah Ratu diperkirakan karena pemandangannya tidak semenarik Kawah Ratu.

Meski demikian, Kawah Domas mempunyai sumber air panas yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit dan di kawah ini juga bisa untuk memasak telur.

Legenda Sangkuriang

Tangkuban Perahu sangat dekat dengan legenda Sunda, yaitu Sangkuriang. Cerita ini tidak lain mengisahkan terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu.

Pada jaman dulu, tersebutlah seorang putri di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Dia mempunyai anak laki-laki yang bernama Sangkuriang.

Sangkuriang gemar berburu dan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu bahwa anjing itu titisan dewa dan juga bapaknya.

Pada suatu hari, Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka, anjing itu diusir ke dalam hutan.

Baca juga: 3 Lokasi Wisata Dibuka, Lalu Lintas di Lembang Bandung Naik 30 Persen

Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan peristiwa tersebut pada ibunya. Dayang Sumbing marah mendengar cerita itu dan tanpa sengaja memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi.

Sangkuriang terluka di bagian kepala, dia sangat kecewa dan pergi mengembara.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali diri. Dia berdoa dengan sangat tekun. Pada suatu hari, pada dewa memberikan hadiah, dia akan muda selamanya dan memberikan kecantikan yang abadi.

Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkurian pulang ke istana dan kaget dengan perubahannya. Di sana, dia menjumpai gadis yang cantik jelita. Sangkuriang melamarnya.

Dayang Sumbi ketakutan mengetahui pemuda yang melamarnya adalah anaknya. Lalu, dia mengajukan dua syarat kepada Sangkuriang, yaitu pertama meminta pemuda membendung sungai Citarum. 

Yang kedua, dia meminta Sangkurian membuat perahu besar untuk menyeberangi sungai. Kedua syarat harus dipenuhi sebelum fajar menyingsing.

Baca juga: 4 Tips Kunjungi Ruang Lapang di Bandung Barat, Waktu Terbaik dan Menu Andalan

Namun, Sangkuriang gagal menyelesaaikan pembuatan perahu. Akhirnya, Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut sehingga perahu itu telungkup. Dalam bahasa Sunda telungkup berarti tangkupan.

Cerita tersebut menjadi legenda asal usul Gunung Tangkupan Perahu

Rute ke Tangkuban Perahu

Dari Jakarta

Rute ke Tangkuban Perahu dapat dicapai melalui arah tol Pasteur dan jalur Subang

Jakarta Jalur Pasteur

Jalan Tol Pasteur - Cikampek - Tol Perbaleunyi - Exit Pasteur - Terusan Pasteur (Dr. Junjunan) - Jalan Pasir Kaliki - Jalan Setiabudi - Jl Raya Lembang - Jl. Tangkupan Perahu - Gerbang Atas - Tangkupan Perahu.

Baca juga: 4 Tipe Glamping di The Lodge Maribaya Lembang, Mulai Rp 800.000 Per MalamBaca juga: Wisata Bandung, Sarae Hills yang Tawarkan Keliling Dunia dalam Sehari

Jakarta Jalur Subang

Jakarta - Cikampek - Purbaleunyi - Exit Sadang - Sadang - Purwakarta - Pasawahan - Wanayasa - Sagalaherang - Jalan Cagak - Ciater - Gerbang Atas - Kawasan Wisata Tangkupan Perahu

Dari Kota Bandung

Jalan Setiabudi - Jl. Raya lembang - Jl. Tangkupan Perahu - Gerbang Atas - Tangkuban Perahu

Harga Tiket

Harga tiket wisata alam ini untuk wisatawan domestik sebesar Rp 25.000 (hari biasa) dan
Rp 30.000 (hari libur). Harga tiket untuk wisatawan asing Rp 200.000 (hari biasa) dan
Rp 300.000 (hari libur).

Sumber: jabarprov.go.id, explorebandungbarat.com, bijb.co.id, dan
www.indonesia-osaka.org

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Hujan Deras di Garut, Longsor Timpa 4 Rumah, 3 Orang Tertimbun

Bandung
Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Nasib Pilu Anis Dibakar Suaminya Berujung Maut, 3 Minggu Derita Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Angin Puting Beliung Terbesar di Cimaung, Gemuruh Macam Suara Pesawat

Bandung
Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Belasan Pelaku UMKM Disabilitas Buka Sentra Kuliner di Lembang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Lebat

Bandung
Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Bandung Bertambah Jadi 65

Bandung
Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Derita Penyintas Gempa Cianjur, Melahirkan di Tenda Darurat karena Tak Ada Uang

Bandung
3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

3 Pria Tertabrak Kereta Api di Bandung, 1 Tewas

Bandung
Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Video Viral Ratusan Warga Geruduk Maling Motor di Balaidesa Setupatok Cirebon

Bandung
Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 120 Meter Longsor Memutus Jalan di Bandung Barat

Bandung
Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com