“Ini membuktikan bahwa ekosistem gunung Sanggabuana masih relatif baik sebagai habitat top predator ini. Dan gue setuju, dan mendukung banget sih kalau Gunung Sanggabuana dijadikan Taman Nasional, supaya ada upaya perlindungan dan pelestarian ” kata Irfan Hakim dalam keterangannya.
Solihin Fuadi, Direktur Executive Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) membenarkan temuan ini. Namun lokasinya berbeda dengan lokasi yang dulu pernah dilakukan upaya serupa.
Pria yang akrab disapa Inong ini mengatakan, pihaknya melibatkan beberapa figur publik dalam pemasangan kamera trap untuk mengedukasi dan membantu menyuarakan tentang Sanggabuana. Terutama dalam perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional.
Bernard T. Wahyu Wiryanta, Leader Tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang juga pembina SCF mengatakan, macan tutul ini adalah hasil monitoring yang sudah dilakukan sejak tahun kemarin.
“Fokus kita adalah mendata biodiversity yang ada di Sanggabuana. Sampai hari ini sudah tercatat 60 jenis burung, 5 ekor primata yang 3 diantaranya endemik jawa, juga puluhan reptil dan mamalia. Top predatornya tentu saja macan tutul untuk di darat dan elang jawa yang menguasai angkasa," ujar Bernard.
Pria berprofesi sebagai fotografer hidupan liar ini menyebutkan hasil pendataan visual flora-fauna kawasan Sanggabuana ini akan dipetakan persebarannya, dicatat koordinatnya, dan akan menjadi bahan pra kajian yang akan diserahkan ke KLHK sebagai dasar untuk perubahan status kawasan jajaran pegunungan Sanggabuana menjadi Taman Nasional.
Baca juga: Ada Cakarnya, Jejak Hewan Liar di Permukiman Warga Banyumas Diduga Bukan Macan
Bernard mengatakan, pihaknya melibatkan banyak pihak untuk pekerjaan ini. Sebelumnya Kang Dedi Mulyadi terlibat dalam kegiatan di Sanggabuana, ikut masuk hutan dan mengedukasi masyarakat.
"Kali ini sengaja kita ajak Mas Irfan Hakim ke hutan, ikut tim ekspedisi yang memasang kamera trap dan mendata burung. Sepulang dari Sanggabuana, harapannya teman-teman public figure ini bisa membantu kampanye “Sanggabuana Road To National Park” dan menyebarkan pentingnya Sanggabuana untuk kelangsungan ekologi dan kehidupan manusia di sekitarnya," kata Bernard.
Diketahui, akhir tahun 2021 Macan Tutul (Panthera pardus melas) tertangkap kamera trap tim Sanggabuana Wildlife Expedition yang dipasang bareng Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi dan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.