Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Angklung: Asal, Waktu, dan Cara Memainkan

Kompas.com - 19/01/2022, 17:00 WIB
Dini Daniswari

Penulis

KOMPAS.com - Angklung adalah alat musik tradisional asli Indonesia yang berasal dari Jawa Barat dan terbuat dari bambu.

Angklung berasal dari bahasa Sunda angkleung-angkleungan, yaitu gerakan pemain angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkan.

Secara etimologis angklung berasal dari kata "angka" yang berarti nada dan "lung" yang berarti pecah. Jadi, angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap.

Bentuk angklung terdiri dari dua atau lebih batang bambu dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya nada yang dibentuk menyerupai alat musik calung.

Menurut Dr. Groneman, dokter Belanda yang terkenal dengan tulisan budaya dan arkeolog Jawa, angklung telah ada di Nusantara, bahkan sebelum era Hindu. Menurut Jaap Kunst dalam bukunya Music in Java, selain di Jawa Barat, angklung juga ditemui di daerah Sumatera Selatan dan Kalimantan.

Di luar itu, masyarakat Lampung, Jawa Timur dan Jawa Tengah juga mengenal alat musik tersebut.

Baca juga: Angklung Jadi Landmark Menarik di Tol Akses BIJB Kertajati

Penggunaan Angklung di Masa Lalu

Di lingkungan kerajaan Sunda (abad ke 12-abad ke 16), angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Sri (dewi pada/dewi kesuburan).

Di masyarakat Sunda, angklung yang terbuat dari bambu tercipta dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan kehidupan yang bersumber pada makanan pokok berupa padi (pare). Mitos pada Nji Sri Pohaci sebagai Dewi Sri pemberi kehidupan.

Perenungan masyarakat Sunda dahulu dalam mengelola pertanian (tetaten) terutama pertanian sawah dan ladang (huma) telah melahirkan syair lagu sebagai penghormatan dan persembahan kepada Nyi Sri Pohaci dan sebagai tolak bala agar cocok tanam mereka tidak membawa malapetaka.

Dalam perkembangannya, lagu-lagu tersebut diiringi dengan bunyi tetabuhan yang terbuat dari batang-batang bambu yang dibuat sederhana yang kemudian dikenal dengan nama angklung.

Di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung, seperti Kecamatan Soreang dan Kecamatan Pangalengan, jenis kesenian ini dipergunakan untuk arak-arakan upacara adat Nyungkruk Hulu Wotan (menyelursuri hulu sungai).

Bambang Samsudin, seniman dan guru angklung menunjukkan metode kodaly untuk mengarahkan pelajar memahami angklung di Studio Angklung Budi Asih, Sumedang, Jumat (17/9/2021). AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Bambang Samsudin, seniman dan guru angklung menunjukkan metode kodaly untuk mengarahkan pelajar memahami angklung di Studio Angklung Budi Asih, Sumedang, Jumat (17/9/2021). AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Baca juga: Tahun 2022, Bandung Menjadi Kota Angklung

Dimana, masyarakat membawa angklung dan dog-dogan pergi ke hulu sungai membawa makanan seperti nasi tumpeng, lauk pauk serta membawa sesajen untuk upacara tersebut.

Setelah sampai ke hulu sungai diadakan upacara lengkap dengan sesajen dan dupa lalu berdoa kepada nenek moyangnya sambil menyembelih kambing hitam sebagai tumbal dan kepala kambing dikubur bersama sesajen. Upacara dipimpim sesepuh kampung.

Setelah upacara diadakan makan bersama lalu pulang sambil membunyikan angklung.

Di Jawa Barat, ada beberapa jenis angklung, yaitu Angklung Baduy, Dogdog Lojor, Gubrag, Badeng, Buncis, Bungko, dan Soetigna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com