BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Geologi melakukan evaluasi aktivitas Gunung Merapi yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta dan provinsi Jawa Tengah.
Dari hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa gunung dengan status tingkat siaga (level III) sejak 5 November 2021 itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021.
Hal ini ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
"Saat ini fase erupsi Gunung Merapi sudah berlangsung lebih dari satu tahun dengan sifat erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan guguran lava dan awan panas," ucap Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono melalui keterangannya, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Selama Seminggu, Gunung Merapi Luncurkan 91 Kali Guguran Lava
Menurut Budi, rekomendasi bahaya Gunung Merapi terakhir ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2021, di mana daerah bahaya guguran lava dan awan panas berada pada sektor selatan – barat daya meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 5 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.
"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," katanya.
Baca juga: Jumat sore, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran dengan Jarak Luncur 2.500 Meter
Seperti diketahui, terakhir diberitakan pada Jumat (21/1/ 2022) pekan lalu, Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya.
Budi mengatakan, perkembangan potensi bahaya gunung merapi perlu pemukhtahiran.
"Seiring dengan perkembangan aktivitas erupsi saat ini dan potensi bahayanya, maka perlu ada pemutakhiran rekomendasi bahaya kembali," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.