Pada tanggal 20 Januari 2022 volume kubah tengah kawah terhitung sebesar 3.007.000 meter kubik dan kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik.
"Hasil analisis data drone dan kamera DSLR menunjukkan kondisi kedua kubah lava dan tebing-tebing puncak sekitarnya masih stabil. RF dan APG saat ini bersumber di bagian atas kiri kubah lava barat daya yang merupakan pusat ekstrusi magma saat ini. Terjadi perubahan topografi di hulu-hulu sungai sektor barat daya akibat penumpukan material guguran dan awan panas," ucapnya.
Peningkatan kegempaan internal terjadi dua kali yaitu pada akhir April - awal Agustus dan akhir September sampai Oktober 2021.
Di antara periode tersebut terjadi peningkatan kegempaan LF dan DG yang mencerminkan aktivitas pelepasan gas.
Saat ini, kegempaan internal yaitu gempa vulkano tektonk dangkal terjadi 1 kali per hari dan Multifase (MP) 9 kali per hari.
Dalam fase erupsi, intensitas kegempaan internal ini terhitung signifikan.
Dari hasil pemantauan itu, Budi menyebut bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Perubahan topografi lereng akibat aktivitas erupsi berpengaruh kepada potensi bahaya guguran dan awanpanas berikutnya.
Untuk itu perlu dilakukan pemutakhiran penilaian bahaya guguran dan awanpanas menggunakan data topografi terbaru.
"Intensitas data pemantauan seismik internal (VT dan MP) dan deformasi dalam fase erupsi ini cukup signifikan namun tidak meningkat secara menerus. Ekstrusi magma diperkirakan masih akan berlangsung dengan tipe erupsi cenderung bersifat efusif," ucapnya.
Budi menilai dengan menggunakan data topografi terbaru, hasil pemodelan menunjukkan apabila kubah lava barat daya longsor secara masif, maka akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 6,3 kilometer dan ke Sungai Boyong sejauh 3,9 kilometer.
"Untuk kubah lava tengah, apabila longsor secara masif, maka awan panas guguran ke arah Sungai Gendol akan mencapai jarak 5 kilometer dan ke Sungai Woro sejauh 3 kilometer," ucapnya.
Budi mengimbau agar warga tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya tersebut di atas dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.