Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 2021, Terjadi 61.446 Kali Guguran Lava di Gunung Merapi

Kompas.com - 27/01/2022, 10:13 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Geologi melakukan evaluasi aktivitas Gunung Merapi yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta dan provinsi Jawa Tengah.

Dari hasil evaluasi tersebut diketahui bahwa gunung dengan status tingkat siaga (level III) sejak 5 November 2021 itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021.

Hal ini ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

"Saat ini fase erupsi Gunung  Merapi sudah berlangsung lebih dari satu tahun dengan sifat erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan guguran lava dan awan panas," ucap Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono melalui keterangannya, Kamis (27/1/2022).

Baca juga: Selama Seminggu, Gunung Merapi Luncurkan 91 Kali Guguran Lava

Menurut Budi, rekomendasi bahaya Gunung Merapi terakhir ditetapkan pada tanggal 25 Juni 2021, di mana daerah bahaya guguran lava dan awan panas berada pada sektor selatan – barat daya meliputi Sungai Boyong, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 5 kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer.

"Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," katanya.

Baca juga: Jumat sore, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran dengan Jarak Luncur 2.500 Meter

Seperti diketahui, terakhir diberitakan pada Jumat (21/1/ 2022) pekan lalu, Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah barat daya.

Budi mengatakan, perkembangan potensi bahaya gunung merapi perlu pemukhtahiran.

"Seiring dengan perkembangan aktivitas erupsi saat ini dan potensi bahayanya, maka perlu ada pemutakhiran rekomendasi bahaya kembali," ucapnya.

Awan panas guguran

Berdasarkan data pemantauan, kata Budi, selama tahun 2021 terjadi guguran lava/rockfall (RF) sebanyak 61.446 kali dan awan panas guguran (APG) sebanyak 424 kali.

Aktivitas tersebut dominan bersumber dari kubah barat daya dengan arah luncuran RF dan APG pada awal aktivitas, yaitu Januari-awal Juli 2021, dominan ke Sungai Boyong dengan jarak luncur maksimal 3,2 kilometer.

Kemudian terjadi perubahan arah luncuran hingga saat ini ke arah Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 3 kilometer.

Sedangkan aktivitas pada kubah tengah kawah, di akhir Juni terjadi RF dan AP ke arah tenggara yaitu Sungai Gendol dengan jarak luncur maksimal 3 kilometer.

Baca juga: Gunung Merapi Mengalami 161 Gempa Guguran

Menurut Budi, kubah lava tengah kawah dan barat daya terus tumbuh dengan laju rata-rata masing-masing sebesar 5.000 meter kubik per hari dan 10.000 meter kubik per hari.

Pada tanggal 20 Januari 2022 volume kubah tengah kawah terhitung sebesar 3.007.000 meter kubik dan kubah lava barat daya sebesar 1.670.000 meter kubik.

"Hasil analisis data drone dan kamera DSLR menunjukkan kondisi kedua kubah lava dan tebing-tebing puncak sekitarnya masih stabil. RF dan APG saat ini bersumber di bagian atas kiri kubah lava barat daya yang merupakan pusat ekstrusi magma saat ini. Terjadi perubahan topografi di hulu-hulu sungai sektor barat daya akibat penumpukan material guguran dan awan panas," ucapnya.

Peningkatan kegempaan internal terjadi dua kali yaitu pada akhir April - awal Agustus dan akhir September sampai Oktober 2021.

Di antara periode tersebut terjadi peningkatan kegempaan LF dan DG yang mencerminkan aktivitas pelepasan gas.

Saat ini, kegempaan internal yaitu gempa vulkano tektonk dangkal terjadi 1 kali per hari dan Multifase (MP) 9 kali per hari.

Dalam fase erupsi, intensitas kegempaan internal ini terhitung signifikan.

Dari hasil pemantauan itu, Budi menyebut bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.

Perubahan topografi lereng akibat aktivitas erupsi berpengaruh kepada potensi bahaya guguran dan awanpanas berikutnya.

Untuk itu perlu dilakukan pemutakhiran penilaian bahaya guguran dan awanpanas menggunakan data topografi terbaru.

"Intensitas data pemantauan seismik internal (VT dan MP) dan deformasi dalam fase erupsi ini cukup signifikan namun tidak meningkat secara menerus. Ekstrusi magma diperkirakan masih akan berlangsung dengan tipe erupsi cenderung bersifat efusif," ucapnya.

Budi menilai dengan menggunakan data topografi terbaru, hasil pemodelan menunjukkan apabila kubah lava barat daya longsor secara masif, maka akan menimbulkan awan panas guguran ke Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 6,3 kilometer dan ke Sungai Boyong sejauh 3,9 kilometer.

"Untuk kubah lava tengah, apabila longsor secara masif, maka awan panas guguran  ke arah Sungai Gendol akan mencapai jarak 5 kilometer dan ke Sungai Woro sejauh 3 kilometer," ucapnya.

Budi mengimbau agar warga tidak beraktivitas di daerah potensi bahaya tersebut di atas dan mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Skema Ganjil Genap, 'One Way' dan 'Contraflow' Disiapkan di Puncak Bogor Selama Libur Panjang Paskah

Skema Ganjil Genap, "One Way" dan "Contraflow" Disiapkan di Puncak Bogor Selama Libur Panjang Paskah

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Cek Jalur Mudik Lebaran, Ada Jalan Bergelombang dan Minim PJU di Cianjur

Cek Jalur Mudik Lebaran, Ada Jalan Bergelombang dan Minim PJU di Cianjur

Bandung
Penutupan Pendakian Gunung Gede Pangrangro Diperpanjang

Penutupan Pendakian Gunung Gede Pangrangro Diperpanjang

Bandung
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Barat, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jawa Barat, 29 Maret 2024

Bandung
Sosok Wanita Penyimpan Puluhan Senjata Api Ilegal di Bandung...

Sosok Wanita Penyimpan Puluhan Senjata Api Ilegal di Bandung...

Bandung
Warga Keluhkan Air dari SPAM Gedebage Bandung Keruh

Warga Keluhkan Air dari SPAM Gedebage Bandung Keruh

Bandung
Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten Direncanakan, Pelaku Nyamar Jadi Pembeli

Pembunuhan Penjual Madu di Serang Banten Direncanakan, Pelaku Nyamar Jadi Pembeli

Bandung
Catat, 8 Titik Putaran Balik di Karawang yang Tetap Buka Saat Mudik 2024

Catat, 8 Titik Putaran Balik di Karawang yang Tetap Buka Saat Mudik 2024

Bandung
Deretan Toko dan Bank di Jalan Tasikmalaya-Garut Kebakaran, Bermula Api dari Kios Bakso

Deretan Toko dan Bank di Jalan Tasikmalaya-Garut Kebakaran, Bermula Api dari Kios Bakso

Bandung
Banding Panji Gumilang terhadap Ridwan Kamil Ditolak Pengadilan Tinggi Bandung

Banding Panji Gumilang terhadap Ridwan Kamil Ditolak Pengadilan Tinggi Bandung

Bandung
Mudik 2024, 1.500 Personel Gabungan dan 26 Pos Disiapkan di Bandung

Mudik 2024, 1.500 Personel Gabungan dan 26 Pos Disiapkan di Bandung

Bandung
6 'Debt Collector' yang Ancam Korbannya di Nagreg Bandung Diamankan

6 "Debt Collector" yang Ancam Korbannya di Nagreg Bandung Diamankan

Bandung
Balap Lari Liar di Tasikmalaya Dibubarkan Polisi, Ajang Perjudian dan Ganggu Arus Kendaraan

Balap Lari Liar di Tasikmalaya Dibubarkan Polisi, Ajang Perjudian dan Ganggu Arus Kendaraan

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com