Dalam Dua Pekan, Kasus Covid-19 di Kota Bandung Capai 864 Kasus, BOR RS Terisi 10 Persen

BANDUNG, KOMPAS.com - Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung mencatat hingga hari ini (2/2/2022), jumlah kasus Covid-19 di Kota Bandung telah mencapai 864 orang.

Ketua Satgas Penanganganan Covid-19 Kota Bandung Asep Ghufron, mengatakan akumulasi kasus positif itu terjadi selama kurang lebih dua pekan terakhir.

"Sekarang itu ada 864 data hasil konfirmasi. Di mingu-minggu sekarang yang agak tinggi. Kemarin, sampai 176 kasus sebelumnya kan 103, sempat turun cuma 54 dan mudah-mudahan hari ini tidak ada," kata Asep dalam kegiatan Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Rabu (2/2/2022).

Baca juga: Terlibat Kredit Fiktif Rp 27 Miliar, Eks Kepala Cabang BSM Medan Ditangkap di Bandung

Dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Bandung mencapai 864 kasus, jumlah keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) terpakai sekitar 10 persen.

Menurut Asep, saat ini ada 76 orang dirawat dan menjalani isolasi di rumah sakit yang menjadi rujukan Covid-19 di Kota Bandung.

Baca juga: Tiap Kecamatan di Kota Bandung Sediakan Tempat Isolasi, Ini Syarat bagi Pasien

"Kita cek juga kapasitas Rumah Sakit atau  ada 701 tempat tidur, terisi baru 76 tempat tidur. Kebanyakan isolasi mandiri karna memang gejalanya sangat ringan, tapi kalau ada yang bergejala berat atau sedang, segera kita rekomendasikan untuk dibawa ke ruang isolasi terpusat," tuturnya.

Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung hingga saat ini masih mendata dari 864 kasus itu berapa jumlah pasien di Kota Bandung yang terpapar varian Omicron.

"Masih kemarin yang enam orang itu, tapi sudah sembuh semua.  Sekarang masih terus melakukan pemeriksaan apakah ini masuk ke Omicron atau Covid seperti biasa," ucapnya.

Selain itu, Asep juga memastikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung terus melakukan tracing terhadap warga Kota Bandung yang melakukan kontak kepada 864 pasien Covid-19.

"Sampai hari ini belum ada temuan lagi, karena kita juga terus berkoordinasi dengan Dinkes untuk terus dilakukan pelacakan, terutama pemeriksaan. Karena itu harus beberapa tahap PCR 1 kemudian PCR 2 baru bisa ditemukan apakah itu Omicron atau bukan," tandasnya.