Sepuluh tahun setelah berdiri, Bosscha Sterrenwacht banyak menghasilkan kontribusi bagi dunia astronomi internasional. Kontribusi tersebut terutama dalam optik bintang ganda dan penentuan garis bujur di bumi.
Namun Selama Perang Dunia II segala aktivitas penelitian di Bosscha Sterrenwacht berhenti. Bahkan observatorium ini harus mengalami renovasi karena kerusakan akibat Perang Dunia II.
Pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB.
Sejak saat itu Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Observatorium Bosscha Ditutup
Observatorium memiliki sejumlah teleskop. Seperti Teleskop Refraktor Ganda Zeiss, Teleskop Refraktor Zeiss dari RA Kerkhoven, Teleskop Schrnidt Bima Sakti.
Selain itu ada juga teleskop Refraktor Bamberg, Teleskop Cassegrain GOTO, Teleskop Refraktor Secretan, dan Teleskop Refraktor Unitron.
Bosscha juga dilengkapi dengan ruang ceramah, ruang baca, perpustakaan, ruang teropong, dan lainnya.
Hingga kini bangunan ini sangat terawat. Pada kondisi normal, Bosscha bisa dikunjungi oleh masyarakat, terutama para siswa yang penasaran dengan ilmu astronomi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.