Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Antre Minyak Goreng di Swalayan Tasikmalaya, Rela Celup Tinta hingga Hafal Kapan Minyak Dipajang

Kompas.com - 20/02/2022, 14:39 WIB
Irwan Nugraha,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Demi mendapat minyak goreng dengan harga Rp 14.000 per liter, kebanyakan warga Tasikmalaya rela mengantre dan berjubel di minimarket, swalayan, atau mal dibanding ke pasar tradisional.

Pasalnya, dari pantauan Kompas.com, harga minyak goreng curah di pasar tradisional dijual dengan harga lebih tinggi, berkisar antara Rp 18.000 sampai Rp 19.000 per liter.

Salah satu toserba yang dipadati antrean warga adalah Toko Yogya Mitrabatik Tasikmalaya. Meski pihak toko sudah menerapkan sistem antrean lewat kupon, tetap saja warga berebut ketika minyak goreng kemasan hendak dipajang petugas.

Baca juga: Sederet Cerita Ibu-ibu Saat Berburu Minyak Goreng, Rela Antri Berjam-jam hingga Celupkan Jari ke Tinta

Kalau di Toko Yogya Mitrabatik menggunakan antrean sistem kupon dan masih terjadi rebutan, lain lagi dengan Mal Plaza Asia.

Warga yang sudah membeli minyak goreng di mal terbesar Tasikmalaya itu harus mencelupkan jarinya di tinta biru, layaknya pencoblosan.

"Kalau di sini, dipersilakan membawa (minyak goreng) berapapun di keranjang belanjaan. Tapi saat di kasir, yang dibayar itu harus satu kemasan (minyak goreng) saja, dan yang (kemasan minyak) lainnya dikembalikan lagi," jelas Nina (48), salah seorang petugas kasir di Yogya Dept Store Tasikmalaya, Minggu (20/2/2022).

Nina mengatakan, tempat pajangan minyak selalu dipadati para calon pembeli. Mereka sudah menunggu sebelum minyak goreng tersebut dipajang atau diambil petugas dari gudang.

"Biasanya setengah jam (setelah dipajang) juga sudah nggak ada lagi stok minyak yang akan dipajang. Oleh warga sudah ditunggu dan langsung dibeli dengan syarat hanya satu kemasan per pembeli," ujar dia.

Warga hafal jam berapa minyak dipajang di rak

Dini Sumarni (34), salah seorang pembeli mengaku sudah hafal kapan petugas memajang minyak goreng di rak setiap harinya.

Dirinya juga sengaja membawa tetangga, anak, kerabat serta saudaranya untuk membeli minyak kemasan murah di swalayan atau mal.

Sehingga minyak yang didapatkan dan dibeli jumlahnya banyak dan dirasakan sebanding dengan lamanya menunggu antrean.

"Pembelian kan dibatas satu kemasan per orangnya. Jadi saya beli kemasan paling besar. Terus saya setiap beli ngajak anak, saudara supaya bisa dapat banyak. Soalnya saya di warung buat dijual lagi per kemasan plastik. Lumayan buat saya bantu-bantu hidup imbas Covid," kata dia.

Baca juga: Tipu-tipu Jual Minyak Goreng Murah di Facebook, Korban Rugi Rp 17 Juta

Sementara itu, Nina Sinta (49), mengaku membeli minyak goreng kemasan ke swalayan lebih murah dibanding harga minyak curah di pasar tradisional.

Dirinya memakai minyak tersebut hanya untuk dipakai kebutuhan sehari-hari dalam menyiapkan makanan keluarga.

"Kalau saya beli buat dipakai di rumah saja. Buat bukan kayak orang lain memanfaatkan harga buat bisa dijual lagi. Kalau saya buat dipakai bukan buat dijual kemasan lagi," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Penjelasan Astronom BRIN soal Benda Misterius di Langit Bandung pada Rabu Sore

Penjelasan Astronom BRIN soal Benda Misterius di Langit Bandung pada Rabu Sore

Bandung
Usai Bongkar Muat, Truk Tangki Pertamina Kecelakaan di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

Usai Bongkar Muat, Truk Tangki Pertamina Kecelakaan di Tol Cipali, 1 Orang Tewas

Bandung
Update Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Pedagang Harap Ada Bantuan

Update Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Pedagang Harap Ada Bantuan

Bandung
1 Siswi SD Korban Keracunan Jajanan Cimin di Bandung Barat Meninggal

1 Siswi SD Korban Keracunan Jajanan Cimin di Bandung Barat Meninggal

Bandung
Pedagang Selamatkan yang Tersisa dari Kebakaran Pasar Leuwiliang, Pakaian, Kosmetik, dan Sembako Gosong

Pedagang Selamatkan yang Tersisa dari Kebakaran Pasar Leuwiliang, Pakaian, Kosmetik, dan Sembako Gosong

Bandung
Puluhan Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Jajanan Cimin

Puluhan Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Jajanan Cimin

Bandung
Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Bandung
Instagram TMC Polrestabes Bandung Diretas, Unggah Foto Vendeta di 'Feed'

Instagram TMC Polrestabes Bandung Diretas, Unggah Foto Vendeta di "Feed"

Bandung
Duduk Perkara Polisi di Bandung Diduga Minta Uang ke Korban Begal, Berdalih Salah Paham

Duduk Perkara Polisi di Bandung Diduga Minta Uang ke Korban Begal, Berdalih Salah Paham

Bandung
Polisi Sebut Penyebab Pasar Leuwiliang Bogor Terbakar Masih Diselidiki

Polisi Sebut Penyebab Pasar Leuwiliang Bogor Terbakar Masih Diselidiki

Bandung
Update Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Ratusan Kios Hangus Terbakar

Update Kebakaran Pasar Leuwiliang Bogor, Ratusan Kios Hangus Terbakar

Bandung
Cerita di Balik Pembunuhan di Vila Pangalengan Bandung, Mayat Korban Disemprot Parfum

Cerita di Balik Pembunuhan di Vila Pangalengan Bandung, Mayat Korban Disemprot Parfum

Bandung
Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 28 September 2023: Cerah dan Berawan

Prakiraan Cuaca di Bandung Hari Ini, 28 September 2023: Cerah dan Berawan

Bandung
Kebakaran Pasar Leuwiliang, Pemadaman Terkendala Sumber Air karena Kemarau, Sumur Kering

Kebakaran Pasar Leuwiliang, Pemadaman Terkendala Sumber Air karena Kemarau, Sumur Kering

Bandung
Kebakaran Pasar Leuwiliang, Api Berkobar sampai Dini Hari dan Hanguskan Ratusan Kios

Kebakaran Pasar Leuwiliang, Api Berkobar sampai Dini Hari dan Hanguskan Ratusan Kios

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com