KOMPAS.com - Berita delapan santri tewas akibat kebakaran di Pesantaren Miftahul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang, Jawa Barat, menjadi perhatian publik.
Diduga, para korban yang tewas sedang tidur siang. Korban tewas masih anak di bawah umur berusia 7 sampai 13 tahun.
Sementara itu, berita kondisi Herry Wirawan, pemerkosa 13 santriwati pascavonis seumur hidup juga menjadi perhatian pembaca.
Saat ini Herry ditahan di Rutan Kebon Waru Bandung. Lalu bagaimana kondisinya?
Baca berita popule Bandung selengkapnya:
Sebanyak delapan orang santri tewas setelah terjadi kebakaran di Pesantren Miftakhul Khoirot, Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (21/2/2022).
Selain korban jiwa, dua orang dilaporkan mengalami terluka. Semua korban masih di bawah umur.
"Delapan meninggal, dua luka-luka," kata Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Rohmat di lokasi kejadian, Senin.
Korban saat ini dibawa ke RSUD Karawang.
"Korban luka sudah dibawa duluan ke RSUD," kata Kapolres Kawarang AKBP Aldi Subartono di lokasi kejadian.
Baca juga: 8 Santri Tewas akibat Kebakaran Pesantren di Karawang
Pascavonis seumur hidup, Herry Wirawan, pemerkosa 13 santri ditahan di Rutan Kebon Waru Bandung.
Kepala Rumah Tahanan Kebonwaru Riko Stiven mengatakan, Herry dalam kondisi yang sehat pascavonis terhadapnya. Ia masih beraktivitas seperti biasa dan mengikuti shalat berjamaah.
"Masih biasa saja sih beliau," kata Riko yang dihubungi wartawan, Senin (22/2/2022).
Meski begitu, kata Riko, Herry terlihat sedih pascaputusan pidana seumur hidup terhadapnya.
"Pasti sedih kan. Pastilah, kelihatan tapi berusaha senyum aja," ujarnya.
Baca juga: Kepala Rutan Kebonwaru Bandung Ungkap Kondisi Herry Wirawan Pascavonis Seumur Hidup
Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bernama Ahmad Tohawi nekat mengadang truk tambang di Ruas Jalan Raya Ciseeng-Gunung Sindur, pada Senin (21/2/2022) siang.
Tohawi mengadang truk tambang dengan cara duduk di tengah jalan saat truk tronton itu melintas.
Aksi itu ia lakukan lantaran truk tambang tersebut dinilai menjadi penyebab rentetan kecelakaan yang banyak menelan korban jiwa.
"Jam 20.00 malam sampai jam 05.00 pagi tronton baru dibolehkan lewat, tapi kenapa jam gini hari malah lewat?" teriak Tohawi sambil duduk dan memegang kertas di hadapan pengemudi truk tambang.
Tohawi mengatakan, aksi yang ia lakukan tidak untuk menghalangi usaha para pengusaha tambang di Bogor.
"Saya cuma ingin agar kendaraan berat beroperasi pada pukul 20.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB, hanya itu, tegakkan Perbup No 120 Tahun 2021," ujarnya.
Baca juga: Anggota DPRD Bogor Duduk di Tengah Jalan Mengadang Truk Tambang
Sungai Citarum, Jawa Barat tercemar limba kandungan obat-obatan kimia.
Terkait dengan itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat akan menginvestigasi penyebabnya.
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtyas mengatakan, pihaknya juga meminta temuan ini dilaporkan, agar pihaknya mendapatkan data menyeluruh dan bisa langsung melakukan penanganan.
Kata Prima, saat ini informasi keseluruhan dari hasil temuan tersebut belum sampai pada Pemerintah Provinsi Jabar.
"Karena enggak mungkin ada pencemaran itu kalau bukan ada penimbunan. Kemudian, ini ada damping. Kita nanti akan investigasilah, DLH akan investigasi," kata Prima kepada wartawan, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Sungai Citarum Tercemar Limbah Obat-obatan, Ini Respons DLH Jabar
Hujan es melanda sejumlah lokasi di wilayah Kecamatan Parungkuda, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/2/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Hal itu terjadi saat hujan deras mengguyur disertai angin kencang pada Senin siang.
"Iya betul ada hujan es," ujar Kepala Desa Kompa, Yulianti, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Akibat peritsiwa itu, kata Yulianti, ada kerusakan.
"Laporan kerusakan ada, di dekat kantor desa juga ada bangunan yang ambruk," ujarnya.
Baca juga: Hujan Es dan Angin Kencang di Sukabumi, Sejumlah Rumah Rusak
Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Farida Farhan, Agie Permadi, Dendi Ramdhani, Afdhalul Ikhsan, Budiyanto | Editor : Abba Gabrillin, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.