Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen IPB Ungkap Penyebab Harga Kedelai Naik

Kompas.com - 22/02/2022, 15:02 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Melonjaknya harga kedelai mengakibatkan para produsen tahu dan tempe harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk produksi.

Namun, di sisi lain, harga jual juga tidak mengalami kenaikan sama sekali.

Alhasil, para perajin tahu dan tempe mogok produksi dan menggelar unjuk rasa massal sebagai bentuk protes.

Baca juga: Dilema Pedagang Tahu Keliling, Mogok Kerja atau Cari Nafkah Keluarga

Sebab, mereka menilai, pemerintah tidak bisa menjamin ketersediaan kedelai dengan harga yang murah atau terjangkau.

Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Feryanto mengatakan, idealnya harga kedelai antara Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram.

“Saat ini, harga kedelai naik dari Rp 10.000 hingga Rp 13.000 per kilonya. Bahkan, pernah sampai Rp 15.000,” ujar Feryanto melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Saat Tempe dan Tahu Langka di Pasaran, Produsen: Kita Nyerah!

Feryanto mengatakan, penyebab utama kenaikan harga kedelai adalah naiknya harga komoditas di dunia akibat suplai yang terganggu.

Hal ini terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem yang mengganggu budidaya kedelai di negara produsen utama, yakni di Brazil dan Argentina.

Prediksi awal, mereka mampu menyuplai 140 juta ton.

Namun ternyata hanya 125 juta ton yang dapat disediakan.

Dari sisi permintaan, menurut Feryanto, permintaan kedelai Indonesia rata-rata per tahun setara dengan 3 juta ton.

"Angka ini bisa lebih dan akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk," kata dia.

Baca juga: Dapat Surat Edaran Palsu Mogok Massal Batal, Pedagang Tahu Tempe di Pasar Tasikmalaya Tetap Jualan

Begitu juga industri berbasis kedelai yang mengalami pertumbuhan.

Kedua faktor ini mendorong meningkatnya permintaan kedelai dalam negeri.

“Dari sisi lain, cadangan kedelai nasional diperkirakan hanya 400.000 ton per Februari 2022. Ini hanya untuk kebutuhan 1-1,5 bulan saja,” ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

HUT ke 383, Kabupaten Bandung Masih Terjerat Problem Sampah

Bandung
Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Jadi Sorotan, Jalur Wisata Bandung Selatan Kerap Macet

Bandung
Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Atasi Pungli di Masjid Al Jabbar, Bey Machmudin Libatkan Aher dan Ridwan Kamil

Bandung
Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Pasca-Lebaran Harga Sembako Turun, Pedagang Cirebon Semringah Penjualan Tembus Lebih dari 1 Ton

Bandung
Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Sepasang Mahasiswa yang Mau Kuburkan Bayi di Jatinagor Jadi Tersangka

Bandung
Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Tukang Kebun Mengaku Bunuh Honorer di KBB untuk Bela Diri, Kubur Jenazah di Dapur karena Panik

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Mengintip Sejumlah Figur yang Akan Ramaikan Pilkada Kota Tasikmalaya

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Pupuk Kujang Resmikan Pabrik Dry Ice dengan Investasi Rp 9,8 Miliar

Bandung
Dishub Garut Sebut Delman 'Lenyap' Bikin Jalur Mudik Lancar

Dishub Garut Sebut Delman "Lenyap" Bikin Jalur Mudik Lancar

Bandung
Jasad Didi Dikubur di Dapur Rumahnya, Pencarian Berujung Duka

Jasad Didi Dikubur di Dapur Rumahnya, Pencarian Berujung Duka

Bandung
Lagi, Tahanan Kabur di Cianjur Ditangkap, Tinggal Seorang Buron

Lagi, Tahanan Kabur di Cianjur Ditangkap, Tinggal Seorang Buron

Bandung
Kronologi Tukang Kebun Bunuh dan Cor Jasad Didi di Bandung Barat, Sempat Bersihkan TKP Selama 7 Jam

Kronologi Tukang Kebun Bunuh dan Cor Jasad Didi di Bandung Barat, Sempat Bersihkan TKP Selama 7 Jam

Bandung
Riuh Tradisi Grebeg Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Doa untuk Dunia

Riuh Tradisi Grebeg Syawal Keraton Kanoman Cirebon, Doa untuk Dunia

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com