BANDUNG, KOMPAS.com - Harga daging sapi di pasar Kabupaten Bandung masih terhitung normal. Pasar Majalaya misalnya, rata-rata pedagang masih menjual daging sapi dengan harga Rp 120 ribu sampai Rp 130 ribu per kilo.
Adi Setiaji (45) salah seorang pedagang daging sapi mengatakan, belum ada kenaikan harga.
"Sejauh ini harga daging untuk sekitaran Bandung mah masih di Rp 120 ribu sampai Rp 130 per kilo, itu juga hasil dari yang dulu-dulu," katanya dijumpai di Pasar Majalaya, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Pedagang di Malang Keluhkan Harga Daging Sapi Naik Jadi Rp 115.000 Per Kilogram
Adi mengaku, para pedagang hanya mengambil sedikit keuntungan dari harga daging sapi saat ini. Menurutnya, harga jual sekarang hanya bisa mengembalikan modal awal saja.
"Sebetulnya, pedagang kalau mau ekstrem bisa aja. Cuma kita lihat situasinya lah. Mngkin minimal banget (keuntungan), tetapi kan dagang daging mah risikonya banyak banget," jelasnya.
Untuk mengakali hal tersebut, para pedagang membedakan harga setiap bagian daging sapi. Menurut Adi, hanya dengan cara itu mereka bisa bertahan.
"Jelas beda-beda (harga) setiap item, di situ kita mengolah harganya, biar mengacu ke harga RPHnya (rumah pemotongan hewan). Untuk harga ketengan per item itu masih stabil lah sejauh ini gak terlalu ekstrem. Apalagi kalau saya mainnya di harga bobot, itu sangat kental sekali dengan kualitas," ungkapnya.
Ditanya terkait aksi mogok yang akan dilaksanakan pedagang daging sapi pada Senin (28/2/2022) nanti, Adi mengaku sudah mendengar informasi tersebut.
"Iya, kalau Jakarta sekarang katanya harganya lumayan udah sampai Rp 160 per kilo. Kalau wacana demo di sini belum, kita masih mengalir, cuma nggak tau kalau nanti ada koordinasi," tuturnya.
Aksi mogok yang bakal dilakukan pedagang daging sapi, kata Adi, menuntut agar pemerintah memberikan perhatian terhadap harga.
Pasalnya, saat ini daging impor dari Australia sudah sampai pada angka 4+3 poin harga bobot atau setara dengan Rp 65.000.
"Mungkin, ingin pemerintah turun tangan juga menghadapi gejolak harga, setidaknya jadi penengah lah, karena banyak hal yang jadi perhitungan. Salah satunya kita memang mengandalkan sapi dari Australia,"
"Daging kalau nggak dikontrol jiga bisa melonjak, sekarang denger denger harga Australia itu udah sampai 4+3 poin atau Rp 65 ribuan dari awalnya 3+8, itu mungkin mau mendekati momentum yah," sambungnya.
Baca juga: Harga Daging Sapi di Jatim Relatif Normal, Pedagang Prediksi Naik Awal Bulan Puasa
Kenaikan harga daging sapi, kerap terjadi saat menjelang Hari Raya Idul Fitri. Meski kerap mengeluhkan hal itu, Adi meminta pemerintah bisa mengatasi hal tersebut.
Adi khawatir, jika pemerintah tidak bertindak, kenaikan harga yang cukup ekstrem untuk daging sapi bisa terjadi.
"Kalau misalkan harga bobot naik Rp 3.000 atau Rp 4.000 yah, sekitar Rp 130 (ribu) sampai Rp 140 (ribu) bisa kejadian," kata Adi.
"Kalau untuk prepare untuk lebaran barang pasti ada, cuma biasanya setelahnya barang (daging akan) susah," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.