Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Sintren, Tarian Mistis dari Cirebon: Makna dan Keunikan

Kompas.com - 02/03/2022, 09:56 WIB
William Ciputra

Editor

KOMPAS.com - Sintren merupakan kesenian tari tradisional yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Tidak hanya kesenian tradisional, Tari Sintren juga mengandung unsur magis dalam pementasannya.

Dengan demikian, Tari Sintren tidak boleh dipentaskan hanya untuk mainan, melainkan harus dalam kerangka adat yang baku.

Dalam pementasannya, Tari Sintren dibawakan oleh penari yang mengenakan kostum khusus dengan ciri khas berkacamata hitam.

Sejarah Tari Sintren

Secara bahasa, Tari Sintren berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu “si” dan “tren”.

Kata “si” merupakan ungkapan panggilan yang berarti dia. Sedangkan “tren” berasal dari kata tri atau putri.

Sehingga kata sintren memiliki arti si putri, yang dalam konteks tarian merujuk pada si penari.

Selain itu, Sintren juga diduga berasal dari kata “sindir” dan “tetaren”. Maksudnya adalah menyindir suatu pihak melalui tari-tarian.

Munculnya sintren berkaitan dengan sosok Seca Branti, yaitu seorang abdi Pangeran Diponegoro yang berhasil melarikan diri ke daerah Indramayu.

Saat itu Seca Branti sering berkumpul dengan para pemuda untuk membacakan syair-syair perjuangan.

Lambat laun aktivitas itu diketahui oleh Belanda dan dilarang.

Belanda lebih menyukai kegiatan pemuda yang di dalamnya ada minuman keras dan wanita penghibur.

Untuk itu, kelompok pemuda bersama Seca Branti lantas menghadirkan wanita untuk menari di tengah-tengah mereka.

Penari wanita ini hanya untuk mengelabuhi Belanda. Padahal aktivitas utama tetap membacakan syair perjuangan melawan Belanda.

Dalam perkembangannya aktivitas Sintren semakin digemari oleh masyarakat dan berkembang menjadi bentuk kesenian seperti saat ini.

Prosesi Tari Sintren

Dalam Tari Sintren terdapat pemeran utama yaitu penari perempuan yang masih gadis.

Penari perempuan ini harus dalam keadaan suci, bahkan harus melakukan puasa sebelum pementasan.
Selain itu juga ada seorang awang atau dukun yang bertugas sebagai dalang Tari Sintren.

Awalnya ki dukun akan membakar kemenyan dan membaca mantra, yang disusul tetabuhan dari musik pengiring.

Berikutnya penari atau Nyi Putri yang sudah mengenakan busana khusus lengkap dengan kacamata hitam akan masuk dalam kurungan ayam.

Prosesi masuknya penari ke kurungan ayam diiringi dengan syair “Turun Sintren”, yang merupakan mantra untuk memanggol roh.

Penari kemudian akan diikat seluruh tubuhnya dan ddimasukkan ke dalam kurungan ayam. Saat ini diiringi syair “Bari Lais”.

Lalu ki dukun akan membacakan mantra kepada penari yang ada di dalam kurungan seraya diiringi syair “Sih Solasih”.

Saat syair “Sih Solasih” dinyanyikan, penari di dalam kurungan akan melepas ikatan yang membelenggunya.

Berikutnya kurungan ayam akan dibuka. Saat itu ternyata penari sudah bisa lepas dari ikatan.

Dalam Tari Sinten akan ada seorang dukun yang berperan sebagai dalang.Tribunnewswiki Dalam Tari Sinten akan ada seorang dukun yang berperan sebagai dalang.
Nyi Putri akan mulai menari dan diiringi dengan syair “Widaderi Nger-nger”. Penonton akan heran bagaimana penari bisa melepas ikatan yang kuat.

Saat Nyi Putri sedang menari ini para penonton akan melemparkan sesuatu ke arahnya. Biasanya yang dilempar adalah uang.

Bukannya senang, penari justru jatuh pingsan saat dilempari uang.

Saat penari pingsan ini ki dukun akan sigap menyadarkannya dengan mantra-mantra yang dibacakan.

Setelah siuman, Nyi Putri akan kembali menari. Prosesi diakhiri dengan gerakan Temohon.

Gerakan Temohon yaitu penari akan mendatangi penonton yang hendak memberikan uang sebagai ucapan terima kasih.

Makna Tari Sintren

Dalam prosesi Tari Sintren itu ada dua hal yang menonjol yaitu kurungan ayam atau Ranggap dan uang.

Kurungan ayam yang berbentuk melengkung menggambarkan fase kehidupan manusia.

Dalam hidup, ada kalanya manusia di atas namun ada pula saat-saat manusia di bawah.

Hal ini akan mengingatkan manusia terhadap dari dan kemana mereka berasal, atau yang oleh masyarakat Jawa disebut “sangkan paraning dumadi”.

Berikutnya adalah uang. Uang dilemparkan oleh para penonton saat penari sedang menarikan tariannya.

Anehnya, saat dilempar uang penari justru jauh pingsan.

Hal ini menjadi pengingat bagi manusia agar tidak terlalu mendewakan duniawi dalam hidup.

Pingsannya penari mengingatkan penonton bahwa serakah terhadap dunia justru akan membuat manusia jatuh.

Sumber:
Cirebonkota.go.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Bandung
Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Bandung
Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bandung
Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Bandung
Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com