KOMPAS.com - Hasan dan Husen, anak kembar berusia 8 tahun tewas setelah ditabrak motor gede Harley Davidson pada Sabtu (12/3/2022) siang sekitar pukul 13.15 WIB.
Ternyata dua saudara tersebut tertabrak moge di depan sekolahnya saat menyeberang di zebra cross.
Kepala Sekolah SD Negeri 3 Tunggilis, Nur Hasanah mengatakan Hasan dan Husen adalah muridnya.
Sebelum kejadian, kedua anak itu pulang bermain dan persiapan akan pergi mengaji.
Baca juga: Cerita Ayah Bocah Kembar yang Tewas Ditabrak Moge, Menyesal Belum Akikah 2 Anaknya
Menurut Nur Hasanah, Hasan dan Husen disiplin dengan menyeberang jalan di zebra cross yang ada di depan sekolah.
Jadi saat akan menyeberang, mereka akan berjalan dari rumah dan melewati zebra cross.
"Terus kenapa kejadiannya depan sekolah? Meskipun rumahnya cukup jauh, tapi anak itu selalu disiplin nyebrang di zebra cross depan sekolah," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di ruangan kelas tempat almarhum dua bocah kembar belajar, Senin (14/3/2022) pagi.
Nur berharap, di depan sekolah ada zona aman sekolah dan sebelum masuk zona sekolah, ada rambu-rambu perhatian bagi pengendara.
Baca juga: 2 Pengendara Moge Penabrak Bocah Kembar hingga Tewas Jadi Tersangka dan Langsung Ditahan
"Jadi, ini kan jalannya seperti jalan tol dari arah Banjar ada belokan dari arah Pangandaran ada belokan dan di sini jalan lurus. Jadi, jangankan motor gede, motor kecil juga bisa dilihat di sini tidak ada yang pelan-pelan. Karena jalannya, seperti jalan tol," katanya.
Ia mengatakan Hasan dan Husen tahu tempat menyebrang dan hampir semua anak juga saat mau menyebrang selalu di zebra cross.
"Jadi, enggak sembarangan menyebrang," ucap Nur.
Sebagai seorang guru, ia mengaku merasakan kesedihan yang mendalam.
"Saya dari pihak sekolah, sangat merasa kehilangan kejadian yang sangat tragis seperti ini. Jangan sampai ke depan ada lagi kecelakaan, diminimalisasi di sini ada zona aman," ujarnya.
Baca juga: 2 Pengendara Moge yang Tabrak Bocah Kembar di Pangandaran Ditetapkan Tersangka
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pangandaran, Irwansyah mengatakan, pihaknya telah menerima perintah dari Bupati Pangandaran untuk segera melakukan kajian untuk jalan yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan.
"Apalagi, di jalan nasional lokasi insiden kecelakaan yang menewaskan dua orang jiwa tersebut. Jalan yang lurus, di mana kendaraan roda empat maupun roda dua sering melaju kencang," ujarnya kepada wartawan, Senin (14/3/2022).
Selain kajian, kata dia, pihaknya juga sudah mengajukan bantuan ke Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2022 untuk pengadaan berupa warning light (lampu rambu-rambu) sebanyak 30 unit untuk dipasang di jalur rawan kecelakaan.
"Semoga, usulan bantuan warning light bisa segera direalisasikan oleh Pemprov dan rambu-rambu bisa segera dipasang. Termasuk di lokasi terjadinya kecelakaan maut di jalan nasional Desa Tunggulis kemarin," ucapnya.
Selain warning light, pihaknya juga sudah memasang traffic light di perempatan jalan nasional di Parigi.
Baca juga: Kronologi Pengendara Moge Diduga Aniaya Pemotor di Bandung
"Kami sedang mengajukan lagi sebanyak 3 buah traffic light yang nanti akan dipasang di Perempatan Cikembulan, Nusawiru Cijulang dan pertigaan depan Polsek Cimerak," kata Irwansyah.
Ia mengatakan, tiga lokasi rencana pemasangan tersebut merupakan satu perempatan yang memiliki potensi rawan kecelakaan lalu lintas.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dua Bocah Kembar Meninggal Ditabrak Moge, Ini Repons Dinas Perhubungan Pangandaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.