Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Subang Belum Terungkap, Kriminolog: Kalau Sudah Ada Sketsa Wajah, Berarti Ada Target

Kompas.com - 17/03/2022, 05:31 WIB
Candra Setia Budi

Penulis

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, hingga kini pelakunya masih belum diketahui.

Bahkan, beberapa waktu yang lalu, polisi sempat mengeluarkan gambar sketsa wajah terduga pelaku dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Sketsa wajah ini berdasarkan hasil analisis tim Inafis Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Baca juga: Sebar Sketsa Wajah Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Polisi Minta Bantuan Masyarakat

Sketsa wajah terduga pelaku itu pun telah disebar ke seluruh Polres di seluruh Indonesia.

Kriminolog dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Yesmil Anwar mengatakan, dengan dikeluarkannya sketsa wajah terduga pelaku, berarti polisi sudah ada targetnya.

"Kalau sudah ada sketsa wajah, ya berarti sudah ada target," kata Yesmil saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Rabu (16/3/2022).

Baca juga: Ini Sketsa Wajah Terduga Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Harusnya, kata Yesmil, itu menjadi lebih mudah apabila menggunakan forensik digital.

Namun, ia menduga data yang disimpan dalam file polisi mungkin belum lengkap.

"Harusnya kemampuan teknologinya dipertinggi, dan kemampuan analisinya juga," ujarnya.

Terkait polisi telah membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus ini, kata Yesmil, itu bukan memperterang persoalan, tapi memperlama.

"Karena belum tentu tim khusunya bekerja dengan maksimal, karena sering kali tim khusus banyak juga pekerjaan-pekerjaan lain. Yang penting kembali lagi melakukan penyelidikan dan penyidikan secara serius apakah oleh tim khusus atau lainnya," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Pengamat Minta Polisi Jangan Banyak Buat Pernyataan

Dengan belum terungkapnya kasus tersebut, Yesmil pun mengaku kecewa dengan pihak kepolisian.

"Ya agak kecewa, profesionalitas polisi tidak maksimal, terlalu banyak steament tapi kemajuannya lambat" kata pakar hukum pidana ini.

Bukan itu saja, Yesmil juga meminta pihak kepolisian untuk tidak banyak membuat pernyataan. Sebab, itu akan memperkeruh dan menurunkan wibawah.

"Jadi kerja saja sebaik mungkin, lalu kalau memang sangat jelas baru umumkan," ujarnya.

Baca juga: Polda Jabar Sebar Sketsa Wajah Terduga Pembunuh Ibu dan Anak di Subang ke Seluruh Polda dan Polres Indonesia

Blum terungkapnya kasus ini, kata Yesmil, profesionalitas polisi perlu ditingkatkan.

"Jadi lebih baik polisi untuk irit berbicara, karena bisa menurunkan profesionalitasnya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, dugaan pembunuhan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23) di Subang terungkap dari laporan suami korban yang melihat kondisi tak wajar di kediamannya.

Baca juga: Masih Misteri, Polisi Bentuk Tim Khusus Ungkap Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Saa itu, suami melihat ceceran darah lantai rumahnya sampai ke arah mobil itu.

Ia kemudian menelusuri ceceran tersebut hingga ke mobil dan menemukan anak dan istrinya sudah tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard.

Mengetahui itu, ia kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat. Polisi kemudian ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP, menyelidiki dugaan pembunuhan tersebut.

Baca juga: [POPULER BANDUNG] Pembangunan Tol Getaci | Update Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Pj Bupati Bandung Barat Diperiksa Terkait Kasus Korupsi Pasar Cigasong Majalengka

Bandung
Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Cerita ODGJ di Indramayu, Dicerai Suami, Diperkosa Tetangga hingga Hamil

Bandung
Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Praktik Kawin Kontrak di Cianjur, Tarifnya Capai Rp 100 Juta, Targetnya Wisatawan Asal Timur Tengah

Bandung
2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

2 Anak Meninggal karena DBD di Karawang Selama Januari-April 2024

Bandung
BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

BNPB: 2023 Terjadi 5.400 Bencana, Naik 52 Persen

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

3 ABK di Cirebon Tewas, Diduga Keracunan Usai Telan dan Hirup Solar

Bandung
Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Istri yang Dibakar Suami Akhirnya Tewas, Luka Bakar 89 Persen

Bandung
Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Korslet, Sebuah Rumah di Cirebon Terbakar, Balita Nyaris Celaka

Bandung
Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Sebulan Dirawat di RSHS, Pasien Asal Bekasi Tak Juga Dijemput

Bandung
Fakta di Balik Tragedi 3 ABK Tewas di Palka Kapal Aji Citra Samodra, Cirebon

Fakta di Balik Tragedi 3 ABK Tewas di Palka Kapal Aji Citra Samodra, Cirebon

Bandung
Angin Puting Beliung Landa Kecamatan Cimaung, 30an Rumah Terdampak

Angin Puting Beliung Landa Kecamatan Cimaung, 30an Rumah Terdampak

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Bandung
Kronologi 3 ABK di Cirebon Tewas di Palka Kapal, Berawal dari Saling Menolong

Kronologi 3 ABK di Cirebon Tewas di Palka Kapal, Berawal dari Saling Menolong

Bandung
Wapres Maruf Amin Beri Apresiasi untuk Prabowo Subianto

Wapres Maruf Amin Beri Apresiasi untuk Prabowo Subianto

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com