Menurutnya cara menyembuhkan masalah sosial atau penyakit masyarakat bukan hanya dengan penegakan hukum. Namun bisa dilakukan dari aspek politik, budaya hingga rekayasa sosial.
"Bahkan akademisi yang bisa membantu untuk memetakan," ujar dia.
Menurutnya jaringan internasional sengaja mencari tempat baru untuk menjadi lokasi penyelundupan dan melibatkan warga lokal.
"Kenapa Pangandaran? Karena di wilayah perbatasan Malaysia kan mudah ketahuan, jadi mereka cari tempat yang memungkinan untuk dibobol. Ini menjadi tantangan signifikan bagi penegak hukum kita bahwa pedagang narkotika bisa melakukan apa saja dan menggunakan cara apa saja," kata dia.
Salah satu cara yang digunakan jaringan internasiobal menurut Yesril adalah dengan melibatkan mayarakat lokal.
"Dan ini terlihat dari mereka yang terlibat di kasus 1 ton sabu adalah warga lokal. Karena memang uangnya menggiurkan, " ungkap dia.
Baca juga: Kapolri: Pengungkapan Lebih dari 1 Ton Sabu di Pangandaran Selamatkan 5.950.000 Orang dari Narkoba
Ia mengatakan jaringan penyelundupan sabu di Pangandaran sudah mempersiapkan rencana yang detail.
"Perahunya dari mana? pasti dari jaringan orang Indonesia karena pengirimana ini sangat besar," kata dia.
Namun menurut Yesmil pertanyaan besarnya adalah mengapa kasus penyelundupan tersebut bisa dibongkar.
Ia menduga ada unsur rebutan pasar hingga pembagian hasil yang tidak merata antar pedagang narkoba.
"Ini kan banyak jaringan, ada yang terlihat sukses jadi dibocorkan saja sindikatnya. Kita seharusnya jangan menunggu orang berkelahi dulu baru bertindak. Karena jaringan internasional ya harus diselesikan secara internasional. Kita ada kebijakan ektradisi dan juga interpol," ungkap Yesmil.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Candra Nugraha | Editor : Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.