Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangandaran Jadi Lokasi Penyelundupan 1 Ton Sabu, Kriminolog: Perbatasan Malaysia Mudah Terbongkar

Kompas.com - 25/03/2022, 10:01 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - Polda Jawa Barat mengungkap kasus penyelundupan sabu seberat 1 ton lebih di Pantai Madasari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran pada Rabu (16/3/2022).

Satu ton sabu-sabu tersebut dikirim dari Iran menggunakan kapal laut melalui jalur perairan Pangandaran, Jawa Barat.

Setiba di Pangandaran, sabu tersebut dipindahkan ke kapal nelayan. Jika dirupiahkan, sabu yang diamankan tersebut mencapai lebih dari Rp 1,43 triliun.

Apabila diasumsikan satu gram sabu dikonsumsi lima orang, pengungkapan kasus tersebut telah menyelamatkan lebih dari 5.950.000 orang dari bahaya penyalahgunaan narkotika.

Baca juga: Soal Penyelundupan 1 Ton Sabu, Kriminolog Setuju dengan Kekhawatiran Bupati Pangandaran

Yesmil Anwar, kriminolog dari Universitas Padjajaran, Bandung mengatakan bukan tanpa alasan Pangandaran dipilih jadi lokasi penyelundupan.

Ia mengatakann selama ini jumlah penyelundupan narkotika dengan jumlah besar banyak terjadi di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Namun karena sering terungkap, jaringan narkoba internasional memilih lokasi lain yang dianggap lebih aman.

"Kenapa Pangandaran? karena di wilayah perbatasan Malaysia kan mudah terbongkar, jadi mereka cari tempat yang memungkinan untuk dibobol. Ini menjadi tantangan signifikan bagi penegak hukum kita bahwa pedagang narkotika bisa melakukan apa saja dan menggunakan cara apa saja," kata dia, Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Soal Penyelundupan 1 Ton Sabu di Pangandaran, Kriminolog Sebut Jaringan Internasional Sengaja Rekrut Warga Lokal

Alasan lain menurut Yesmil adalah Pangandaran memiliki banyak jalur yang bisa diakses menuju daerah lain.

"Pantai Madasari ini kan bagian dari wisata besar. Kita dari Sukabumi, Banten bisa menyusuri pantai sampai ke Pangandaran. Kalo naik bisa ke ke Garut dan Subang. Banyak jalannya. Jadi jika di selundukan bisa lebih mudah dibagikan," kata dia.

Karena lokasinya yang tak bisa, Yesmil mengatakan jaringan narkoba internasional merekrut warga lokal di Pangandaran.

"Dan jalur-jalur ini yang tahu kan warga lokal," tambah dia.

Ia megatakan jaringan diduga menghindari wilayah Bandung dan Jakarta karena di dua kota besar tersebut lebih ketat pengamanannya.

Baca juga: Kasus 1 Ton Sabu di Pangandaran, Mantan Pebalap Perempuan Tak Terbukti Terlibat, Ini Kata Polisi

Namun menurut Yesmil pertanyaan besarnya adalah mengapa kasus penyelundupan tersebut bisa dibongkar. Ia menduga ada unsur rebutan pasar hingga pembagian hasil yang tidak merata antar pedagang narkoba.

"Ini kan banyak jaringan, ada yang terlihat sukses jadi dibocorkan saja sindikatnya. Kita seharusnya jangan menunggu orang berkelahi dulu baru bertindak. Karena jaringan internasional ya harus diselesikan secara internasional. Kita ada kebijakan ektradisi dan juga interpol," ungkap Yesmil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com