Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Art Deco, Desain Bangunan Bersejarah di Bandung yang Tak Lekang oleh Zaman

Kompas.com - 05/04/2022, 06:11 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Desain bangunan berkembang setiap tahunnya. Namun ada salah satu desain yang tidak lekang oleh waktu, yaitu art deco.

Desain bangunan ini banyak ditemui di Kota Bandung. Sebut saja kawasan Asia Afrika, Braga, hingga Setiabudi.

Bangunan peninggalan Belanda di daerah tersebut menggunakan gaya art deco. Seperti Museum Konferensi Asia Afrika (Gedung Merdeka), De Majestic, Hotel Savoy Homann, Gereja Bethel, Isola, hingga Gedung Sate.

Baca juga: Kisah Art Deco, Sentuhan Pertama, dan Kemegahan Jalan Asia Afrika

Bahkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pernah berkata identitas Bandung sebagai kota art-deco tidak boleh hilang.

Wajar saja, Bandung dianugerahi predikat penghargaan sebagai kota ke-9 dari 10 World Cities of art-deco. Lalu pada 2014, UNESCO menetapkan Bandung sebagai kota dengan bangunan art-deco terbanyak dan terlengkap di dunia.

Menurut arsitek Leonard Tambunan, art deco merupakan sebuah gerakan dari seni dekoratif dan arsitektur yang dimulai pada tahun 1920an dan berkembang pesat menjadi gaya utama di Eropa dan Amerika Serikat pada 1930an.

"Art Deco pada awal kemunculannya bertujuan untuk menciptakan desain yang anggun dan anti-tradisional, serta merepresentasikan modernisme dan kemutakhiran," ujar Direktur Utama Mata Air tersebut.

Karakter utama dari langgam art deco adalah bentuk geometris murni dan lebih sederhana dari langgam yang umum pada saat itu seperti Victorian atau Classical Roman, namun dengan detail-detail yang unik.

Masuk Indonesia

Gaya art deco masuk ke Indonesia pada zaman kolonial dengan banyak unsur yang dipengaruhi oleh gaya arsitektur modern.

Gaya ini kemudian masuk ke Bandung pada 1920an karena kecintaan Belanda terhadap kota yang sejuk ini.

Baca juga: Ridwan Kamil Cari Pengisi Jabatan Kepala Badan Pengelola Cekungan Bandung, Ini Kriterianya

Karakteristik art deco yang ada di Bandung, terdapat pada desain kaca patri, bentuk geometris lengkung, warna cat, hingga bentuk-bentuk ornamen yang mewakili kebudayaan Indonesia.

Hal tersebut membuat art deco tetap atraktif hingga kini. Bisa dibilang, art deco merupakan langgam arsitektur yang tak lekang oleh waktu.

"Dari beberapa proyek yang ditangani Mata Air pasti ada unsur art deconya. Karena art deco terkenal akan keindahannya, mulai dari jendelanya yang tinggi, pintunya yang unik, dan lainnya," ucap dia.

Seperti diketahui, Mata Air selama ini mengerjakan beberapa bangunan megah di Indonesia. Salah satunya rumah artis Baim Wong.

Salah satu villa yang mengandung unsur art deco.Dok MATA AIR Salah satu villa yang mengandung unsur art deco.

Leonard menuturkan, bangunan bergaya Art Deco pun ternyata sedikit-banyak memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing, tergantung di negara mana dia berkembang.

Gaya art deco ini sangat pas bagi mereka yang menyukai gaya bangunan mewah dengan detail menarik namun tidak seramai detail di gaya klasik.

Salah satu orang Indonesia yang pernah dipercaya untuk membangun bangunan art-deco di Bandung adalah Soekarno, presiden Indonesia pertama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Ijal Bunuh Didi dan Butuh 3 Jam untuk Cor Jasad Korban di Dalam Rumah di Bandung Barat

Bandung
Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Usai Kasus Pungli di Masjid Al Jabbar, Pengelola Pasang Spanduk dan Baliho Imbauan

Bandung
Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bonek Dilarang Hadiri Pertandingan Persib Vs Persebaya, Polisi Berjaga di Perbatasan Kota Bandung

Bandung
Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Kementan Bakal Beri 5.000 Pompa untuk Produksi Padi Jabar

Bandung
Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Buru Pelaku Lain dalam Perselisihan 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Polisi Tetapkan 1 Tersangka Kasus Bentrok 2 Ormas di Bandung yang Tewaskan 1 Orang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Bandung
Anggota Ormas 'Ngamuk' dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Anggota Ormas "Ngamuk" dan Rusak Rumah di Subang, 19 Orang Jadi Tersangka

Bandung
Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Aktivitas Gunung Anak Krakatau Turun, Status Turun Menjadi Waspada

Bandung
Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com