Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu di Bandung Terasa Lebih Dingin Sepekan Terakhir, BMKG Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 06/04/2022, 18:32 WIB
Agie Permadi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan, masyarakat yang tinggal di Bandung merasakan suhu yang lebih dingin dari biasanya.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu membenarkan bahwa suhu di Bandung dingin sejak sepekan terakhir.

"Secara observasi suhu minimum kota Bandung berkisar antara 20 hingga 21 derajat Celsius. Namun temperatur minimum kota Bandung dapat mencapai 18 derajat Celsius pada musim kemarau," kata Teguh dalam keteranganya, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Warga Sumut, Waspadai Potensi Hujan Disertai Angin Kencang di Sumut

Teguh menjelaskan, saat ini Bandung sudah memasuki akhir musim penghujan atau memasuki musim pancaroba.

"Ada dua faktor yang menyebabkan suhu di Bandung Raya terasa lebih dingin dari biasanya, yakni adanya proses pendinginan evaporatif dan gangguan pusat tekanan rendah," ungkap Teguh.

Penyebab suhu dingin di Bandung

Berikut penjelasan Teguh terkait adanya proses pendinginan evaporatif dan gangguan pusat tekanan rendah yang menyebabkan Bandung Raya terasa lebih dingin.

1. Proses pendinginan evaporatif (evaporative cooling).

Dijelaskan Teguh, pada bulan April secara empiris di wilayah Bandung Raya sudah memasuki akhir musim hujan atau memasuki musim pancaroba.

"Namun demikian, curah hujan yang terjadi lebih tinggi dibandingkan curah hujan pada periode DJF (musim hujan pada monsun barat)," ucapnya.

Menurut Teguh, kondisi ini terjadi karena faktor labilitas atmosferik lokal yang menyebabkan tingginya aktivitas pembentukan awan konvektif yang diawali oleh proses evaporasi.

"Proses evaporasi didominasi oleh proses perubahan fasa air, dari kondisi cair menjadi gas. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pendinginan di lingkungan sehingga menyebabkan  terjadi evaporasi atau biasa disebut sebagai pendinginan evaporatif," jelasnya.

Lebih lanjut, Teguh menjelaskan bahwa pendinginan evaporasi ini adalah pendinginan udara karena penyerapan panas laten molekul air.

"Ketika air menguap, proses penguapan membutuhkan energi panas (kalor) dari lingkungan agar penguapan terjadi. Dengan menghilangkan kalor dari udara, maka udara menjadi dingin," terangnya.

2. Gangguan pusat tekanan rendah

Kedua, cuaca dingin juga dipengaruhi gangguan pusat tekanan rendah.

Teguh menerangkan bahwa hangatnya suhu muka laut wilayah Indonesia (IMC) akibat la Nina berkepanjangan, menyebabkan pusat tekanan rendah di sekitar IMC meningkat.

"Kondisi ini sering menyebabkan terjadinya angin kencang karena adanya zona konvergensi di sekitar wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya. Tingginya kecepatan angin menyebabkan suhu yang dirasakan menjadi lebih dingin dibandingkan dengan suhu terukur," jelasnya.

Baca juga: Pemkot Sebut Banjir di 17 Titik di Kota Tangerang Sudah Surut

BMKG juga mengimbau masyarakat Jawa Barat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi di akhir musim hujan menuju musim peralihan ini, terutama angin kencang, angin puting beliung, hingga hujan es.

"Selain itu, perubahan cuaca yang dinamis juga patut diwaspadai karena dapat menyebabkan menurunnya stamina atau imunitas tubuh," ucap Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Kronologi 2 Ormas di Bandung Bentrok hingga 1 Orang Tewas, Berawal dari Tersenggol

Bandung
Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Kayla Meninggal Usai Lari 7 Putaran 12 Menit Saat Seleksi Paskibraka

Bandung
Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Siswi SMA di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibraka, Ini Kronologinya

Bandung
2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

2 Ormas Bentrok di Bandung, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Bandung
Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Persib vs Persebaya Besok, Polisi Larang Bonek Datang ke Bandung

Bandung
Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Kisah Pilu Nenek Rusmini, Rumahnya Ambruk Diterpa Hujan Deras

Bandung
Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Ratusan Rumah di Lebak Banten Terendam Banjir

Bandung
Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon Pisang di Jalan Depan Gerbang Kantor Pemkab Bandung Barat

Bandung
Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bukan Tak Diupah, Diungkap Motif Tukang Kebun Bunuh Majikan di Bandung

Bandung
Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Terungkap, Pria Dibunuh dan Dicor di Bandung Barat Direncanakan 2 Hari Sebelumnya

Bandung
Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Ijal yang Bunuh dan Cor Mayat Didi di Bandung Barat Sempat Menyamar Pakai Kostum Badut di Jakarta

Bandung
Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bentrok Maut 2 Ormas di Bandung, Polisi: Mereka Sudah Sepakat Berdamai

Bandung
BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

BI Banten Temukan 28 Lembar Uang Palsu Selama Ramadhan 2024

Bandung
Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bunga Bangkai Raksasa Mekar Sempurna di Kebun Raya Cibodas

Bandung
4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

4 Bulan di 2024, Pasien DBD Kabupaten Kuningan Naik Lebihi Tahun 2023

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com